Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nusron Minta Erick Selamatkan PT KAI, Berlakukan ODOL untuk Angkutan Darat

Nusron Wahid minta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun tangan menyelamatkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Nusron Minta Erick Selamatkan PT KAI, Berlakukan ODOL untuk Angkutan Darat
Nusron Wahid 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Nusron Wahid minta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun tangan menyelamatkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Nusron mengungkapkan pandemi Covid 19 membuat banyak usaha terpukul salah satunya BUMN PT KAI.

Ini terjadi karena mobilitas orang menjadi terbatas, akibat kebijakan PPKM yang berkepanjangan.

"Tindakan penyelamatan bisa dilakukan dengan migrasi usaha, dalam arti PT KAI tidak hanya menyediakan transportasi manusia tetapi juga transportasi logistik sebagai pengangkut barang," kata Nusron Wahid dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN, Senin (30/8/2021).

Menurut Nusron, di negara manapun angkutan barang yang paling efisien untuk jarak jauh adalah kereta.

Tapi di Indonesia lebih banyak menggunakan angkutan darat lewat truk yang muatannya melebihi kepasitas.

"Tapi faktanya pemerintah tidak mendukung proses migrasi transportasi darat yang lebih murah lewat kereta api. Pemerintah cenderung membiarkan jalan tol dan jalan raya dikuasai oleh angkutan truk yang kapasitasnya sampi 50 sampai 100 ton. Ini yang membuat jalan cepat rusak dan ujung-ujungnya memberatkan negara," terang mantan Ketua Umum GP Ansor ini.

Baca juga: Nusron Minta Erick Thohir Bijak soal Program Kompor Induksi PLN

BERITA REKOMENDASI

Oleh karena itu  Nusron Wahid minta kepada Menteri BUMN agar turun tangan dengan cara membuat kebijakan memberlakukan Over Dimention Over Loading (ODOL) sesuai ketentuan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas.

"Pak Erick Thohir harus bicara dengan Menhub agar angkutan kendaraan darat hanya boleh untuk kapaitas maksimal 20 ton. Jangan kayak sekarang, baja, beton mobil dan alat-alat berat yang muatannya hampir 100 ton masuk di jalan raya. Akibatnya jalan rusak berat dan merugikan publik," tegasnya.

Apalagi, lanjut Nusron, daripada mahal ongkosnya, kenapa tidak mengoptimalkan kereta api saja yang selain lebih murah, juga aman dan tidak beresiko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas