Terhantam Pandemi, Philippine Airlines Ajukan Pailit di Pengadilan AS
Philippine Airlines mengajukan kebangkrutan kepada pengadilan di Amerika Serikat (AS), untuk memangkas utang sebesar 2 miliar dolar AS.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM - Maskapai Philippine Airlines mengajukan kebangkrutan kepada pengadilan di Amerika Serikat (AS), untuk memangkas utang sebesar 2 miliar dolar AS.
Mengutip dari laman situs Channel News Asia pada Selasa (7/9/2021), dalam pengajuan ini Philippine Airlines akan memungkinan untuk pihaknya melakukan restrukturisasi dan memotong utang setidaknya 2 miliar dolar AS.
Baca juga: FAA Larang Maskapai Penerbangan Sipil Melintas Wilayah Udara Afghanistan
Selain itu, Philippine Airlines juga akan mengurangi operasional armadanya sebesar 25 persen dan melakukan negosiasi ulang kontrak untuk mengurangi pembayaran sewa pesawat.
Langkah yang dilakukan Philippine Airlines ini, karena dampak dari Covid-19 yang mengganggu keuangan perusahaan akibat adanya pembatasan perjalanan selama adanya pandemi.
Baca juga: Dihantam Covid-19, Maskapai Asal Italia Tutup Seluruh Penerbangan Mulai 15 Oktober 2021
Wakil Presiden Senior dan Kepala Keuangan Philippine Airlines Nilo Thaddeus Rodriguez mengatakan, bahwa perusahaan masih tetap melanjutkan operasional bisnis selama pengajuan restrukturisasi tersebut.
"Kami akan tetap beroperasi seperti biasa, sambil menyelesaikan restrukturisasi jaringan, armada dan juga organisasi perusahaan," ucap Nilo.
Sementara itu menurut Presiden Philippine Airlines Gilbert Santa Maria, volume perjalanan udara di Filipina sendiri turun hingga 75 persen.
Baca juga: Batik Air Penerbangan Aceh-Jakarta Mendarat Darurat di Kualanamu, Berikut Penjelasan Maskapai
"Pada 2021 ini, jumlah penumpang pesawat hanya mencapai 7 juta orang dan berbanding jauh dengan 2019 lalu yang mencapai 30 juta orang," kata Gilbert.
Philippine Airlines, lanjut Gilbert, selama adanya pandemi telah membatalkan lebih dari 80 ribu penerbangan dan menghapus pendapatan 2 miliar dolar AS.
Selain itu, pandemi juga telah membuat Philippine Airlines harus merumahkan 2.300 karyawannya.
Gilbert juga mengungkapkan, saat ini Philippine Airlines hanya mengoperasikan 21 persen penerbangan domestik.
Philippine Airline bukan yang pertama mengurangi operasional penerbangannya. Sebelumnya maskapai Alitalia, juga memutuskan untuk menutup semua penerbangan mulai 15 Oktober 2021.
Hal ini dilakukan Alitalia karena tidak dapat mempertahankan kinerja keuangannya selama beberapa tahun ditambah lagi efek pandemi Covid-19 yang membuat adanya pembatasan perjalanan orang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.