Pentingnya Peran Perencana Kota untuk Melewati Pandemi Covid-19
Budi Gunadi Sadikin mengingatkan urgensi pentingnya perencanaan wilayah dan kota serta profesi perencana untuk melewati pandemi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengingatkan urgensi pentingnya perencanaan wilayah dan kota serta profesi perencana untuk melewati pandemi.
Hal itu disampaikan saat peringatan hari ulang tahun ke-62, Ikatan Alumni Planologi (API) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Budi, pada dasarnya peningkatan kasus infeksi Covid-19 terjadi akibat adanya kerumunan penduduk.
Baca juga: Menlu: Indonesia Salah Satu Negara yang Alami Tren Penurunan Kasus
"Dengan ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir, menjadi penting bagi para perencana wilayah dan kota perlu mengatur bagaimana tata ruang tidak berpotensi menimbulkan kerumunan," ucap Budi, dikutip Minggu (12/9/2021).
"Serta bagaimana tata ruang dan rancang bangunan dapat mengakomodasi lebih banyak ruang terbuka, sirkulasi udara, dan cahaya matahari untuk mematikan virus," tambahnya.
Ia menekankan badai pandemi perlu dihadapi bersama-sama secara kompak menggunakan kepandaian dan keahlian.
Baca juga: Tanggapan Pengusaha Mal soal 1.625 Pengunjung yang Ditolak Masuk Pusat Perbelanjaan
Ketua Tim Akselerasi Pembangunan Jawa Barat Diding Sakri menyampaikan bahwa perencanaan perlu memerhatikan karakter pandemi dan dampaknya yang bersifat regional, terutama terkait ekonomi dan ketenagakerjaan.
Diding menyebut kasus covid terkonsentrasi di kawasan perkotaan yang didominasi oleh kegiatan sektor manufaktur dan jasa.
Pemerintah Jawa Barat memfokuskan vaksinasi di daerah-daerah dengan kasus infeksi covid terbesar dan saat ini kecepatan vaksinisasi di Jawa Barat adalah yang paling cepat di Pulau Jawa.
"Di Jawa Barat sendiri, terjadi penurunan jumlah pekerjaan sebanyak 700 ribu pekerjaan di hampir semua sektor kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan yang diiringi penurunan PDRB sebesar sekitar Rp 1.520 triliun," jelasnya.
Sementara Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan pandemi mengakibatkan peningkatan pekerjaan sektor informal karena banyaknya perusahaan di sektor formal yang terpaksa merumahkan pegawainya.
Penataan ruang perlu untuk memerhatikan isu ini mengingat informalitas ketenagakerjaan memiliki kaitan yang erat dengan informal settlements (permukiman informal).
"Parahnya sebelum pandemi, jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur sudah menurun akibat peningkatan upah minimum yang cukup besar dan kecenderungan otomatisasi," ucap Faisal.