AP II Akan Jadikan Bandara Kualanamu Mesin Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat
Angkasa Pura II akan melakukan pengembangan di Bandara Kualanamu, Medan dengan menerapkan kebijakan Asset Recycling Initiative.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) akan melakukan pengembangan di Bandara Kualanamu, Medan dengan menerapkan kebijakan Asset Recycling Initiative.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan, pengembangan yang dilakukan ini bertujuan untuk menjadikan Bandara Kualanamu mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
"Kami akan melakukan pengembangan di Bandara Kualanamu yang memiliki luas total 1.365 hektare dengan kebijakan Asset Recycling Initiative," ucap Awaluddin, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: Batik Air Penerbangan Aceh-Jakarta Mendarat Darurat di Kualanamu, Berikut Penjelasan Maskapai
Melalui kebijakan ini, lanjut Awaluddin, maka aset Angkasa Pura II akan dikelola oleh anak usaha dengan menerapkan pola business to business seperti sewa, konsesi dan revenue sharing.
"Sehingga kontribusi anak usaha tidak hanya berasal dari dividen, melainkan juga dari pendapatan langsung kepada induk," ujar Awaluddin.
Sejalan dengan hal tersebut, Angkasa Pura II bersama dengan Angkasa Pura Aviasi (APA) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar penjajakan minat pasar dengan memperkenalkan tiga proyek pengembangan kawasan Bandara Kualanamu kepada investor.
Baca juga: Percepat Pembangunan Rumah, SIG dan BP2BT Bekerja Sama Terapkan Teknologi DynaHome
Tiga proyek tersebut diantaranya:
1. Airport City
Airport City akan dibangun di atas lahan seluas 135 hektare yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf and driving range, theme park, retail dan rumah sakit.
Keberadaan Airport City ini diproyeksikan mengakomodir kebutuhan dari tiga lokasi utama yaitu Medan, Belawan yang menjadi pusat logistik dan Tanjung Morawa sebagai zona industri.
2. Komersial area
Rencana pembangunan area komersial yang diperkenalkan pada market sounding ini akan berdiri di atas lahan 20 hektare, yang akan digunakan untuk factory outlet guna memenuhi kebutuhan wisatawan dan juga kebutuhan dari Medan sebagai pusat ekonomi terbesar di Sumatera.
3. Pergudangan khusus e-commerce
Kawasan e-commerce center warehouse akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare. Keberadaan pergudangan khusus ini akan mengakomodir kebutuhan seiring dengan pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia.