Ekonom: Jika AS Gagal Bayar Utang, Perekonomian Dunia Akan Kolaps
Perekonomian dunia disebut akan terpuruk, jika pemerintah Amerika Serikat gagal bayar utang negara.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian dunia disebut akan terpuruk, jika pemerintah Amerika Serikat gagal bayar utang negara.
"Kalau itu terjadi, pasar keuangan global akan kolaps. Surat utang pemerintah AS dimiliki hampir semua negara di dunia, dan kegagalan itu juga akan menurunkan nilai aset banyak lembaga keuangan," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat dihubungi, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Janet Yellen Ditunjuk Bidden Jadi Menkeu AS, Ini Kata Sri Mulyani
"Kehancuran sektor keuangan selanjutnya akan merambat ke sektor riil. Perekonomian dunia akan ikut kolaps," sambung Piter.
Namun, Piter meyakini pemerintah AS tidak akan membiarkan kegagalan bayar utang, karena hal itu sama saja menggali kuburnya sendiri.
"Saya meyakini parlemen AS akan menaikkan batas utang. Oleh karena Itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tidak ada langkah-langkah khusus yang harus dilakukan oleh kita (pemerintah Indonesia)," paparnya.
Baca juga: Menkeu AS Desak Kongres AS Naikkan Batas Utang, Peringatkan Risiko Gagal Bayar
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi terkait risiko gagal bayar utang negara.
Ia pun mendesak kepemimpinan Partai Demokrat di parlemen untuk menaikkan batas plafon utang sesegera mungkin.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (15/9/2021), Yellen kembali mengulangi pernyataannya bahwa anggota parlemen memiliki waktu hingga Oktober mendatang, sebelum Kementerian Keuangan mengoptimalkan upayanya untuk mencegah apa yang disebut sebagai risiko gagal bayar utang dalam sejarah AS.
"Penundaan yang mempertanyakan kemampuan pemerintah federal untuk memenuhi semua kewajibannya, kemungkinan akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada ekonomi AS dan pasar keuangan global," kata Yellen kepada Pelosi, dalam sebuah surat yang dibuat pada Rabu.
Yellen pun kembali menekankan bahwa DPR AS harus segera mengambil langkah untuk mengatasi hal ini.
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Nyaris Tembus Rp 6.000 Triliun
"Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang masa lalu, bahwa menunggu hingga menit terakhir untuk menunda atau meningkatkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit AS," tegas Yellen.
Perlu diketahui, plafon utang dapat membuat AS terhindar dari risiko gagal bayar, tentunya mencegah Kementerian Keuangan menerbitkan obligasi baru untuk mendanai kegiatan pemerintah setelah level atau tanggal utang tertentu tercapai.
Level tersebut mencapai 22 triliun dolar AS pada Agustus 2019 dan ditunda hingga akhir Juli 2021.