Rhenald Kasali: Pandemi Lahirkan Voluntary Shifting, 10 Bidang Usaha Berubah Permanen
Rhenald Khasali meminta mewaspadai krisis hutang dan kredit perbankan, pemberantasan korupsi, dan meningkatnya ketimpangan ekonomi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat bisnis Prof. Rhenald Kasali mengatakan, pandemi ini meluluhkan para penyangkal disrupsi digital.
Menurutnya, regulator dan pemangku-pemangku kepentingan yang sebelumnya tidak
melihat bahkan menyangkal dan sering mempersulit kedatangan inovasi-inovasi yang disruptif, kini lebih terbuka matanya.
Demikian pula profesi-profesi seperti dokter, ahli farmasi, perbankan, dosen, ahli statistik yang semula sulit sekali beradaptasi dan berubah haluan kini langsung menemukan dan langsung menyesuaikan diri selama pandemi.
"Perkembangan digital terjadi secara cepat dan signifikan," ujar guru besar FEB UI ini.
Dia mengatakan, setidaknya ada 10 bidang usaha yang telah berubah secara permanen. Ke 10 bidang tersebut adalah kuliner, pendidikan, hiburan, donasi sosial, alat pembayaran, logistik, fashion, periklanan, media, dan sektor perumahan.
"Kini semua pengusaha secara voluntary melakukan shifting ke layanan digital," ungkapnya dalam sesi konferensi pers Wealth Wisdom 2021 Bank Permata, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: Ekonomi Diyakini Tumbuh 5 Persen, 2022 Akan Jadi Momentum Baik Buat Indonesia
Dia memberi contoh, kehadiran Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial memberikan angin segar dengan mengampu lembaga sosial 4.0 Crowd Funding Kitabisa.com untuk memobilisasi donasi publik pada korban-korban bencana.
Baca juga: Jokowi: Ekonomi Indonesia Berpeluang Tumbuh Lebih Tinggi di Masa Datang
Penggunaan metode baru dalam memobilisasi bantuan mampu memberi bantuan “on the spot” yang menembus batas-batas birokrasi yang dapat membuat masyarakat khususnya netizen muda, frustasi.
Baca juga: Penjelasan Kemenkeu soal Selisih Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional 2020
Namun menurut dia, OJK terkesan masih sangat “denial” terhadap inovasi-inovasi karitatif ini dengan membatalkan inovatif-inovatif kreatif disruptif.
Social crowd funding yang dilakukan Kitabisa.com menghilangkan persoalan-persoalan sosial. Selain social crowd funding, dokter kini lebih terbiasa melayani konsultasi Telehealth.
Sebelum pandemi para ahli farmasi dan regulator kesehatan terkesan menolak pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan pemberian resep obat tanpa kehadiran fisik pasien.
Menurutnya, proses perubahan kedepan mulai terlihat wujudnya, kendati masih dinamis.
Sebagian mulai dipermanenkan pengusaha (normal is gone). Tentunya dengan keberhasilan
Indonesia menjalankan vaksinasi masal sebanyak 73,8 Juta orang berdasar data Kemenkes per 14 September 2021.
Dia mengatakan, shifting secara masif dan kreatif dipelopori kaum muda Indonesia terjadi dalam bidang kuliner, pekerjaan, pendidikan, hiburan, donasi sosial, alat pembayaran,
logistik, fashion (khususnya untuk keperluan sosial media), periklanan, media dan sektor perumahan.