Investasi Hulu Migas Lesu, SKK Migas Beberkan Sejumlah Tantangan
Seperti mengutip Kontan, capaian realisasi investasi hulu migas baru mencapai angka 12,38 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di sepanjang tahun ini
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menarik investasi sektor migas saat ini.
Sekretaris SKK Migas, Taslim Z Yunus mengatakan, setidaknya ada poin yang menjadi dasar permasalahannya.
Pertama, tren investasi global semakin intensif untuk Energi baru Terbarukan (EBT).
Padahal, meski di masa transisi energi saat ini, konsumsi minyak Indonesia masih lebih rendah dibandingkan produksi.
“Perusahaan-perusahaan besar di dunia mengalihkan perhatiannya kepada energi terbarukan. Banyak investasi yang mengurangi kepada energi fosil,” ujar Taslim dalam diskusi secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Dorong Transisi Energi, Dirjen Migas Resmikan SPBG Pertamina di Kaligawe Semarang
Kemudian yang kedua adalah, pandemi Covid-19 semakin menyebabkan investasi terhambat, dan menjadikan pembiayaan global untuk investasi hulu migas makin terbatas dan kompetitif.
Poin ketiga adalah, indeks daya saing industri hulu Indonesia relatif rendah, yaitu 2,4 atau di bawah rata-rata global sebesar 3,3.
“Pandemi sekarang ini menyebabkan demand relatif rendah karena beberapa industri banyak yang kurang optimal dalam pemanfaatan gas, sehingga kita berharap pandemi ini cepat berlalu dan industri kita kembali bergairah,” lanjutnya.
Dan yang terakhir, sejumlah negara-negara di luar sana memberikan fasilitas fiskal untuk migas yang lebih menarik.
Maka dari itu, saat ini SKK Migas bersama stakeholder terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terus mengupayakan berbagai cara untuk dapat menggairahkan investasi di sektor hulu migas.
Baca juga: Kementerian ESDM Ajak Swasta Buka Usaha SPKLU
Agar nantinya industri ini dapat bersaing dan berkompetisi secara global, minimal regional Asia Tenggara.
“Daya saing industri hulu migas ini harus ditingkatkan lagi dan berkompetisi di negara-negara global terutama Asia Tenggara,” papar Taslim.
Sebagai informasi, seperti mengutip Kontan, capaian realisasi investasi hulu migas baru mencapai angka 12,38 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di sepanjang tahun ini.
Asal tahu saja, pada semester I 2021 realisasi investasi hulu migas masih jauh dari target yaitu baru tercapai 4,92 miliar dolar AS atau 39,7 persen dari target tahun ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.