Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Gandeng Akselerator UMKM, E-Commerce Lokal Ini Bantu Genjot Digitalisasi Bisnis Kecil

Blibli bersama Kompas menghadirkan sosok-sosok penting dalam digitalisasi serta akselerasi UMKM melalui diskusi Ngulik Bisnis Bareng

zoom-in Gandeng Akselerator UMKM, E-Commerce Lokal Ini Bantu Genjot Digitalisasi Bisnis Kecil
Shutterstock
Ilustrasi digitalisasi. 

RIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, UMKM adalah kontributor terbesar dalam pembentukan lapangan kerja serta memiliki peran vital dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja.

Karena itu, pertumbuhan UMKM terus didukung oleh pemerintah, yang juga merupakan bagian dari peningkatan ekonomi digital Indonesia.

Digitalisasi jadi langkah krusial bagi para pelaku UMKM lokal untuk terus berkembang dan melampaui tantangan berbisnis, bahkan berpeluang menembus pasar internasional. 

Akan tetapi, masih terdapat tantangan dalam upaya digitalisasi UMKM. Peneliti Litbang Kompas BE Satrio menyebutkan, mayoritas UMKM sudah memahami pentingnya teknologi digital, di mana 74% dari UMKM yang disurvei telah familiar dengan kehadiran e-commerce.

Namun, sayangnya, hanya 20% yang memiliki literasi digital memadai untuk memanfaatkan teknologi secara optimal. 

Ngulik Bisnis Bareng atau #NguBis (Blibli)
Ngulik Bisnis Bareng atau #NguBis (Blibli)

Untuk mengupas permasalahan tersebut, Blibli bersama Kompas menghadirkan sosok-sosok penting dalam digitalisasi serta akselerasi UMKM melalui diskusi Ngulik Bisnis Bareng atau #NguBis, Kamis (23/9/2021).

Dengan tema “Tips UMKM: Jalan Cepat Bareng Hebat” yang dipandu oleh wartawan Harian Kompas Riana A. Ibrahim, diskusi NguBis menghadirkan Ansari Kadir selaku CMO akselerator UMKM GK Hebat dan Bintari Saptanti, owner Bakmi Sundoro.

Berita Rekomendasi

Dalam diskusi tersebut, keduanya berbagi tips untuk para pelaku UMKM serta menceritakan pentingnya go digital di tengah pandemi.

GK Hebat dorong UMKM untuk naik kelas

Ansari Kadir, CMO dari GK Hebat yang akrab disapa Ari memutuskan mendirikan GK Hebat karena ingin mendorong UMKM lokal naik kelas.

Menurut Ari, dari sekitar 63 juta UMKM di Indonesia, setidaknya 10-11 juta adalah UMKM food and beverages, sehingga industri ini adalah pasar masa depan yang potensial di Indonesia.

Di tengah masa pandemi yang disertai dengan perubahan zaman, di mana fenomena pesan antar makanan dan minuman online makin merajai, digitalisasi adalah “harga mati”.

Karena itu, dalam meningkatkan literasi digital UMKM, GK Hebat akan mencari insight mengenai kebutuhan UMKM dalam hal digitalisasi.

GK Hebat akan melakukan pendampingan bagi UMKM, tidak hanya dari sisi capital atau modal saja, tapi juga sisi marketing, sales, manajemen, hingga kiat-kiat go digital.

“Agar UMKM bisa scale up dan naik kelas, serta merubah mindset pelaku UMKM untuk bergerak ke arah digital. Selain itu, kita coba bina juga nilai jangka panjangnya seperti apa, sehingga bisnisnya punya value dan bisa sustain, karena hal itulah yang susah,” tutur Ari.

Dalam diskusi tersebut, Ari mengungkapkan akselerasi dan digitalisasi UMKM tidak bisa dilakukan secara instan. UMKM sebagai pebisnis harus melakukan semuanya step by step

Karena itu dalam menggandeng UMKM, GK Hebat mengevaluasi secara cermat proposal yang diajukan oleh UMKM, termasuk apakah founder memiliki soul serta passion untuk bergerak melakukan adaptasi digital. 

Jika terpilih, GK Hebat akan mulai melakukan pendampingan, mulai dari strategi, hingga membuat forecast untuk perencanaan beberapa tahun ke depan. 

Lebarkan sayap dengan digitalisasi

Salah satu UMKM yang telah sukses go digital melalui pendampingan GK Hebat adalah Bakmi Sundoro, UMKM milik Bintari Saptanti yang akrab disapa Bu Tantri. 

Dengan passion yang dimilikinya, Tantri tergerak memulai bisnis UMKM kuliner dengan produk Bakmi Jogja yang dijual secara door to door. Berawal dari usaha mie biasa, pendampingan dari beberapa akselerator termasuk GK Hebat memberikan pengetahuan dan pengalaman berarti bagi Tantri.

Saat mendapatkan pendampingan dari GK Hebat, Tantri memang punya mimpi dan tahu apa yang diinginkannya. Selain mendapatkan pengetahuan, ia juga ingin rebranding serta mendapatkan akses promosi yang efektif.  

“Dulu yang saya pikirkan bagaimana menjual bakmi 25 kilo dalam sehari, sekarang saya berpikir bagaimana saya memperluas skema penjualan saya. Supaya orang lebih tahu soal  Bakmi Sundoro, bukan melulu pada produksi. Bagaimana kami bisa menciptakan usaha yang sustain,” ujar Tantri.

Menurut Bu Tantri, GK Hebat benar-benar mendorongnya untuk maju dan memiliki target untuk beberapa tahun ke depan.

“Kami terbuka sekali insightnya. Waktu itu didorong tidak hanya untuk di Semarang, namun bagaimana memperluas hingga akhirnya bisa sampai di Jakarta, lalu bagaimana bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat di Jakarta dengan digitalisasi,” sambung Tantri.

NguBis bertajuk Tips UMKM: Jalan Cepat Bareng Hebat bersama Ansari Kadir (CMO GK Hebat) dan Bintari Saptanti (Owner Bakmi Sundoro)
NguBis bertajuk Tips UMKM: Jalan Cepat Bareng Hebat bersama Ansari Kadir (CMO GK Hebat) dan Bintari Saptanti (Owner Bakmi Sundoro) (Blibli)

GK Hebat sendiri bertujuan untuk menciptakan role model yang dapat menjadi contoh bagi UMKM-UMKM lain. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah keraguan untuk melakukan adaptasi digital dan keluar dari zona nyaman.

Ari menilai, Tantri yang berani mengambil langkah dapat menjadi contoh.

“Bu Tantri punya kemauan. Bakmi Sundoro milik Bu tantri menurut saya adalah salah satu brand yang berpotensi untuk berkembang menjadi sebuah ekosistem. Misalnya nanti akan ada pabrik mienya, punya kemasan sendiri, dan brand yang bisa diekspor. Di situlah UMKM bisa go international dan naik kelas,” pungkasnya.

Digitalisasi bersama Blibli

Awal dari adaptasi digital Tantri dan usaha Bakmi Sundoro tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi serta platform e-commerce. Kala itu, Tantri memanfaatkan platform berjualan online di Blibli.

“Dengan memulai digitalisasi dari Blibli, kami jadi tahu bahwa produk kami benar-benar diminati dari banyaknya penjualan kami di e-commerce. Dari situ kita pun bisa merambah ke toko offline dan seperti yang dikatakan Mas Ari, bisa sustain,” ungkap Tantri.

Melalui digitalisasi yang dilakukan melalui Blibli, Tantri mengaku jangkauan penjualan Bakmi Sundoro pun berubah dan meluas serta naik hingga 1000%.

“Dengan digitalisasi, kami tidak lagi memerlukan pembuktian produk kami, karena brand kami telah dikenal melalui e-commerce,” sambungnya.

Atas keberhasilannya dalam melakukan akselerasi dan adaptasi digital, Tantri pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada GK Hebat dan Blibli. Ia juga mengucapkan pesan bagi sesama pelaku UMKM di Indonesia.

“Sebagai pelaku UMKM, kita harus optimis . Terutama di masa pandemi ini, yang berdiri tegak ya UMKM. Jadi jangan menyerah, bersama kita bisa untuk Indonesia bangkit,” pungkas Tantri.

Blibli dorong perkembangan ekosistem UMKM lokal

Selama 10 tahun, Blibli telah memberikan pendampingan intensif bagi UMKM melalui berbagai cara, mulai dari program mentorship dengan ahli pemasaran hingga kelas pelatihan online untuk mengajarkan penggunaan teknologi digital. 

Pelatihan jadi kunci bagi UMKM agar lebih berdaya di tengah ketatnya persaingan pasar di platform online

Di samping itu, dalam rangka memenuhi tujuan untuk memberdayakan UMKM lokal tersebut, Blibli bersama Harian Kompas dan Boston Consulting Group (BCG) meluncurkan riset bertajuk “Digitalisasi UMKM - Kunci Pertumbuhan Inklusif Perekonomian Indonesia”.

Riset tersebut mempelajari perkembangan mitra UMKM Blibli untuk mendapatkan potret terkini dari sektor UMKM, termasuk kesempatan yang dihadirkan oleh e-commerce.

Hasil temuan dari riset tersebut diharapkan bisa menjadi peta jalan bagi pemangku kepentingan dalam merencanakan pendekatan terhadap UMKM. 

CEO Blibli Kusumo Martanto menyebutkan, Blibli sejak awal pendiriannya sebagai e-commerce lokal yang mendukung lebih dari 130 ribu UMKM telah menyaksikan bagaimana UMKM menciptakan value chain yang berharga bagi ekonomi. 

Di hulu, UMKM menyerap hasil produksi para penyedia bahan mentah. Kemudian, UMKM membuka lapangan kerja bagi komunitas sekitar. Lalu di hilir, mereka memunculkan kesempatan usaha baru bagi distributor dan pedagang eceran yang membawa produk UMKM ke pasar-pasar.

Riset pun menunjukkan 77% dari responden UMKM mempekerjakan orang-orang dari komunitas mereka, di mana satu UMKM dapat memunculkan hingga 5 kesempatan di lapangan kerja setempat. 

“Maka itu, sangatlah tepat bagi semua sektor untuk berkolaborasi untuk menjaga keberlangsungan UMKM terutama di tengah pandemi. Hal ini juga yang mendorong Blibli untuk selalu bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga institusi keuangan, dalam menjalankan inisiatif pemberdayaan UMKM, termasuk pelatihan digital entrepreneurship,” ujar Kusumo.

Dalam mendorong akselerasi serta digitalisasi UMKM lokal, Blibli pun telah bekerja sama dengan pemerintah, termasuk Kementerian Koperasi dan UMKM, Smesco Indonesia, dan Sekretariat Negara. Berbagai langkah yang diambil Blibli ini sejalan dengan komitmen Blibli untuk mendukung perekonomian nasional, #KarenaLokalNo1.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas