Kementerian PUPR: Generasi Milenial Mendominasi Pemanfaatan FLPP
PUPR mencatat lebih dari 70 persen FLPP dimanfaatkan generasi milenial, dan 11 persen dari generasi Z.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat lebih dari 70 persen Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dimanfaatkan generasi milenial, dan 11 persen dari generasi Z.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, kalangan milenial kini menjadi mayoritas segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memanfaatkan subsidi FLPP.
Baca juga: Trimegah Asset Management Targetkan Dana Kelola Rp 500 Miliar di Akhir 2022
“Pemanfatan FLPP lebih banyak milenial, baik itu di perkotaan maupun di luar kota, yang rumah susun maupun rumah tapak. Jadi memang dominasinya oleh generasi tersebut," ujar Herry saat Webinar bertema Tren Properti Incaran Milenial, Cara Mudah Punya Rumah, Rabu (29/9/2021).
Menurutnya, sebaran realisasi KPR bersubsidi dari 2015 hingga 2020 mayoritas ada di Jawa Barat yakni mencapai 445.50 ribu unit, kemudian disusul Banten dengan 118.82 ribu unit.
“Jakarta tidak masuk karena yang disubsidi orientasinya masih lebih ke landed, yang vertikalnya masih belum banyak. Ini tantangan yang harus kita jawab,” ucap Herry.
Baca juga: 300 Proyek Properti Ditawarkan di ajang Mandiri Festival Properti Indonesia 2021
Ketua Komisioner BP Tapera, Adi Setianto menuturkan, BP Tapera terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah.
Satu di antaranya, syarat pembiayaan perumahan BP Tapera yang masa kepesertaannya paling singkat selama 12 bulan.
"Kami menjembatani anak-anak milenial dengan pekerjaan informal dengan perbankan melalui menabung. Harapannya dengan menabung, bank bisa melihat kemampuan membayar teman-teman milenial," ucap Adi.
Ia menjelaskan, besaran tabungan yang harus disetor peserta ke BP Tapera juga tidak terlalu besar.
Untuk yang memiliki pendapatan tetap, besarannya adalah 2,5 persen beban pekerja dan 0,5 persen beban pemberi kerja.
Sementara, besaran pekerja mandiri seperti sektor informal sebesar 3 persen.
"Iurannya murah, 3 persen. Kalau gaji Rp 3 juta cukup Rp 90 ribu sebulan. Melalui tabungan gotong royong, kita bisa membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah agar memiliki rumah," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN, Hirwandi Gafar menuturkan, perseroan saat ini gencar menawarkan berbagai kemudahan bagi milenial untuk memiliki rumah, salah satunya melalui aplikasi Smart Residence.
"Aplikasi Smart Residence ini ditujukan untuk para milenial yang mencari perumahan-perumahan di high rise building. Semua transaksi dan biaya yang terkait rumah tersebut bisa dilakukan melalui aplikasi ini," ucap Hirwandi.
Selain itu, BTN juga menyediakan situs pencarian properti yang bekerja sama dengan developer untuk menyediakan akses perumahan di seluruh Indonesia.