Rumah Bersubsidi Jadi Incaran Gen Z dan Milenial, Rusun dan Tapak Jadi Favorit
Menurutnya, sebaran realisasi KPR bersubsidi sejak 2015 hingga 2020 mayoritas berada di Jawa Barat, mencapai 445,50 ribu unit
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat lebih dari 70 persen Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terserap oleh generasi milenial, dan 11 persen lainnya dari generasi Z.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, kalangan milenial kini menjadi mayoritas segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memanfaatkan subsidi FLPP.
“Pemanfatan FLPP lebih banyak milenial, baik itu di perkotaan maupun di luar kota, yang rumah susun maupun rumah tapak. Jadi memang dominasinya oleh generasi tersebut," ujar Herry saat Webinar bertema Tren Properti Incaran Milenial, Cara Mudah Punya Rumah, Rabu (29/9/2021).
Menurutnya, sebaran realisasi KPR bersubsidi sejak 2015 hingga 2020 mayoritas berada di Jawa Barat, mencapai 445,50 ribu unit, kemudian disusul Banten sebanyak 118,82 ribu unit.
“Jakarta tidak masuk karena yang disubsidi orientasinya masih lebih ke landed, yang vertikalnya masih belum banyak. Ini tantangan yang harus kita jawab,” ucap Herry.
Ketua Komisioner BP Tapera, Adi Setianto menuturkan, BP Tapera terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah. Satu di antaranya, syarat pembiayaan perumahan BP Tapera yang masa kepesertaannya paling singkat selama 12 bulan.
Baca juga: Insentif PPN Dongkrak Penjualan Rumah Tapak di Kuartal III 2021
"Kami menjembatani anak-anak milenial dengan pekerjaan informal dengan perbankan melalui menabung. Harapannya dengan menabung, bank bisa melihat kemampuan membayar teman-teman milenial," ucap Adi.
Baca juga: Hunian Tapak Berkonsep TOD Jadi Alternatif Baru Tempat Tinggal di Jakarta
Ia menjelaskan, besaran tabungan yang harus disetor peserta ke BP Tapera juga tidak terlalu besar. Untuk yang memiliki pendapatan tetap, besarannya adalah 2,5 persen beban pekerja dan 0,5 persen beban pemberi kerja.
Sementara, besaran pekerja mandiri seperti sektor informal sebesar 3 persen. "Iurannya murah, 3 persen. Kalau gaji 3 juta cukup Rp90 ribu sebulan.
Baca juga: Intiland Lakukan Topping Off Tower Kedua Apartemen Fifty Seven Promenade
Melalui tabungan gotong royong, kita bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki rumah," ucapnya.
Berdasarkan jenisnya, rumah tapak menjadi properti yang paling banyak dicari oleh pengunjung situs penyedia jasa jual beli rumah, Lamudi.co.id.
Baca juga: Perumnas Gelar Akad Kredit Drive Thru Massal, Serentak di 4 Lokasi
Di platform Lamudi, selama 2020 sebanyak 92,01 persen pengunjung Lamudi mencari properti rumah. Sementara di 2021 pengunjung yang mencari rumah mencapai 83,70 persen.
Sedangkan jumlah pengunjung yang mencari apartemen di 2020 sebanyak 5,59% dan 6,93% di 2021. Untuk komersial 2,39% di 2020 dan 9,37% di 2021.
“Jika berdasarkan lokasi, dari Juni 2020 sampai 2021 kita melihat Bogor, Jakarta Selatan, Bekasi masih menjadi top three lokasi yang dicari calon pembeli,” kata Commercial Director Lamudi, Yoga Priyautama.