Masuk Fortune 100, Gunung Raja Paksi Tunjukkan Kinerja Positif
Fortune Indonesia merilis pemeringkatan Fortune Indonesia 100 pada edisi kedua yang terbit pertengahan September 2021 lalu.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fortune Indonesia merilis pemeringkatan Fortune Indonesia 100 pada edisi kedua yang terbit pertengahan September 2021 lalu.
Pemeringkatan tersebut disusun dengan melakukan telaah lebih dari 600 laporan keuangan perusahaan di dalam negeri, baik terbuka atau tertutup pada tahun fiskal 2020.
Salah satu perusahaan yang masuk daftar Fortune Indonesia 100 adalah PT Gunung Raja Paksi Tbk. Industri baja swasta nasional tersebut berada pada peringkat 85.
Baca juga: GRP dan Cemindo Gemilang Kerja Sama Pengembangan Semen Ramah Lingkungan
Dengan posisi tersebut, GRP berada di atas perusahaan nasional terkemuka, seperti PT Uni-Charm Indonesia Tbk, PT Ciputra Development Tbk, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, dan PT Samudera Indonesia Tbk.
“Kami tentu bangga dengan capaian tersebut. Masuknya GRP ke dalam Fortune Indonesia, merupakan capaian positif perusahaan di tengah pandemi Covid-19,” tegas Presiden Direktur GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Menurut Sangkaeng, pemeringkatan Fortune Indonesia merupakan hasil kerja keras perusahaan. Di tengah tekanan pandemi, justru memperlihatkan kinerja keuangan yang sangat positif.
“Penilaian juga diambil berdasarkan laporan kinerja. Dan GRP memang menorehkan kinerja positif,” kata Sangkaeng.
Menurut Sangkaeng, kinerja positif tersebut tak lepas dari efisiensi yang dilakukan perusahaan. Strategi trsebut, membuat perusahaan bisa meraup laba meski penjualan menurun. Dibandingkan periode yang sama, penjualan bersih semester pertama tahun ini tercatat 297,04 juta dolar AS atau lebih rendah periode yang sama tahun lalu, yaitu 315,65 juta dolar AS.
Baca juga: Pelaku Usaha Dukung Pemerintah Kendalikan Impor Baja dan Harga di Pasar
Karena efisiensi pula, beban pokok penjualan juga menurun tajam. Dari 304,83 juta dolar AS periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi 256,60 juta dolar AS pada 2021.
“Penurunan beban tersebut, mengakibatkan laba bruto juga naik menjadi 40,44 juta dolar AS naik, dari 10,82 juta dolar AS pada 2020,” lanjutnya.
Sementara, pakar ekonomi Universitas Indonesia, Profesor Sulastri Surono, menilai positif perusahaan yang masuk pemeringkatan Fortune Indonesia. Menurutnya, pemeringkatan tersebut bisa memunculkan optimisme di tengah situasi pandemi saat ini.
"Kalau menurut Fortune Indonesia karena kinerja, bisa jadi memang demikian. Dan menurut saya, perusahaan-perusahaan yang masuk peringkat juga memiliki kinerja baik. Ini juga merupakan cermin dari optimisme suatu perusahaan, untuk mendorong perusahaan-perusahaan lain agar kinerja mereka juga meningkat," kata Sulastri.
Sulastri juga tidak menepis, bahwa perusahaan yang berada dalam daftar Fortune Indonesia, sudah menunjukkan daya saing di tengah badai pandemi.
"Dengan demikian, juga memunculkan optimisme bagi perusahaan lain di tengah kondisi saat ini. Bahwa ada promosing dalam situasi seperti ini," pungkas dia.