Pertamina Siap Produksi Bioavtur, Tapi Minta Jaminan Kepastian Pasokan dan Mutu Bahan Baku
PT Pertamina menyatakan siap memproduksi bioavtur pasca pelaksanaan ujicoba bioavtur J2,4 pada pesawat CN235-220.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Filemon Agung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bioavtur baru saja sukses diujicoba pakai untuk bahan bakar pesawat terbang dan digunakan di pesawat CN 235-220 FTB dalam penerbangan pendek Bandung-Jakarta, hari ini, Rabu (6/10/2021)
Menyusul sukses ini Pemerintah akan mendorong komersialisasi bioavtur untuk bahan bakar pesawat terbang.
Menanggapi hal ini, PT Pertamina menyatakan siap memproduksi bioavtur pasca pelaksanaan ujicoba bioavtur J2,4 pada pesawat CN235-220.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, dalam persiapan produksi dan komersialisasi produk bioavtur maka perlu ada kebijakan pemerintah secara utuh dari sisi hulu ke hilir.
"Kalau bicara kesiapan, keberlangsungan tentu kita harus melihat value chain secara utuh karena ada bahan baku yang tidak dikontrol Pertamina yaitu minyak inti sawit (PKO)," kata Nicke dalam Konferensi Pers Virtual, Rabu (6/10).
Nicke melanjutkan, kebijakan ini diperlukan demi menjamin ketersediaan bahan baku agar program pengembangan bioavtur dapat dilakukan berkelanjutan.
Menurutnya, pengembangan bioavtur dari yang saat ini sebesar 2,4% akan meningkat bertahap menjadi 5% kemudian 10% dan seterusnya. Untuk itu, perlu ada komitmen untuk alokasi bahan baku.
Baca juga: Bioavtur Akan Segera Dikomersialkan Setelah Sukses Diujicoba di Pesawat CN 235
Sementara itu, mengenai rencana komersialisasi produk bioavtur, Nicke menjelaskan ada sejumlah aspek yang jadi perhatian dalam rencana komersialisasi. Secara khusus, dengan rencana pemerintah menerapkan pajak karbon pada 2022 mendatang, maka hal ini dipastikan jadi bagian yang turut dipertimbangkan oleh Pertamina.
Baca juga: Pertamina Uji Coba Produksi Green Diesel dan Green Avtur di Kilang Cilacap
Nicke melanjutkan, demi memastikan komitmen Pertamina dalam pengembangan bioavtur, pihaknya bakal menyiapkan kilang-kilang Pertamina untuk dapat memproduksi bioavtur. Adapun, kilang yang disiapkan pun dipastikan sesuai dengan regulasi dan standar internasional.
Baca juga: Stok Avtur Lebih dari Cukup, Industri Aviasi Belum Pulih
"Ada dua (kilang) yang siap itu di Kilang Dumai dan Kilang Cilacap. Ini dua yang komitmen kami," ungkap Nicke.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Eddy Abdurrachman mengungkapkan sampai saat ini belum ada kebijakan pemerintah yang mewajibkan pemberian insentif untuk produk bioavtur.
Padahal, menurut Eddy produk bioavtur yang menggunakan PKO sebagai bahan baku pastinya harganya bakal lebih tinggi ketimbang crude palm oil (CPO).
"Sehingga itu bioavtur ini pasti akan lebih tinggi harganya," kata Eddy.