Permodalan Bank Terbukti Kokoh, Tak Terpengaruh Pandemi Covid-19
Rasio kecukupan modal (capital adequanty rate/CAR) perbankan nasional meningkat selama masa pandemi Covid-19.
Editor: Hendra Gunawan
Mengingat, posisi permodalan perusahaan juga masih kuat.
"Rasanya tidak ada bank umum lokal yang punya CAR setinggi kami. Jadi modal ini masih sangat cukup untuk menunjang bisnis dari berbagai segmen," ungkap Direktur keuangan Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya.
Sebelumnya, Bank Permata sudah memenuhi ketentuan regulasi mengenai bank sistemik.
Salah satunya dengan menerbitkan obligasi subordinasi pada Desember 2020 yang merupakan instrumen untuk menambah modal inti atau altenatif tier 1.
Obligasi ini bersifat perpetual sehingga lebih mirip modal daripada surat utang.
Tak hanya itu, penguatan modal juga bisa dilakukan lewat kebijakan pembayaran dividen.
Perusahaan akan mengkaji setiap tahun apakah laba yang diperoleh diberikan sebagai dividen atau diinvetasikan kembali untuk memperkuat bisnis.
Sementara itu, rasio pemodalan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kian kuat.
Bank pelat merah ini baru saja menerbitkan Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun.
Penguatan modal ini merupakan langkah perseroan untuk menambah bantalan mitigasi risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Sekaligus memanfaatkan peluang yang terbuka untuk melakukan ekspansi bisnis.
“Per Juni 2021, CAR BNI di level 18,18%. Dengan Additional Tier-1 Capital Bond ini, CAR BNI jadi kisaran 20%,” ujar Direktur Keuangan BNI Novita W. Anggraini. (Ferika Sari)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Permodalan bank makin kokoh selama pandemi