OJK: Pandemi Covid-19 Telah Percepat Digitalisasi Sektor Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun, telah mempercepat aktivitas digitalisasi keuangan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun, telah mempercepat aktivitas digitalisasi keuangan masyarakat Indonesia.
"Pola konsumsi dan kehidupan masyarakat berubah secara dinamis. Masyarakat lebih digital minded," ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida secara virtual, Selasa (12/10/2021).
Peningkatan aktivitas digital keuangan, kata Nurhaida, tercermin dari volume transaksi digital sepanjang 2020 yang mengalami pertumbuhan 37,35 persen.
"Ini memunculkan inovasi keuangan digital dan industri fintech dengan beragam model bisnis," ucap Nurhaida.
Menurutnya, dalam mendukung digitalisasi keuangan, OJK pun telah mengeluarkan kebijakan dan peraturan di sektor jasa keuangan.
"Hal ini bertujuan untuk menjaga, mendukung, dan juga kembangkan ekonomi digital. Ini ditopang empat syarat utama, harus inovatif, kolaboratif, inklusif, dan juga menjaga aspek perlindungan konsumen maupun data," paparnya.
Baca juga: Cara Mudah Mengecek Pinjol Legal Serta Cara Melaporkan yang Ilegal ke Polisi dan OJK
"OJK mengawali hal itu dengan roadmap inovasi keuangan digital dan juga rencana aksi yang berlaku pada 2020 hingga 2024," sambung Nurhaida.
OJK Mencatat Selama Pandemi Ada 2,3 Juta Investor Baru di Pasar Modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya investor baru di pasar modal, sebanyak 2,3 juta investor selama pandemi Covid-19.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan, dengan penambahan investor sebanyak 2,3 juta ini maka jumlah investor kini menjadi 6,1 juta di pasar modal.
"Pertambahan investor ini, berdasarkan data Single Investor Identification (SID) yang dimiliki investor di pasar modal," kata Tirta dalam Webinar Wake Up call: Building Neo Economy Society, Senin (27/9/2021).
Tirta juga menjelaskan, bahwa kategori investor baru ini di pasar modal berasal dari kelompok milenial khususnya generasi X dan Y yang saat ini mulai tertarik melakukan investasi di pasar modal.
"Dari data tersebut, memperlihatkan adanya momentum tingginya peminat yang ingin melakukan investasi pada usia produktif," kata Tirta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.