DPR Minta Pemutihan Kredit Macet di Bawah Rp 10 Juta
Rachmat Gobel mengusulkan agar kredit macet usaha mikro di bawah Rp 10 juta agar diputihkan saja.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk menggerakkan perekonomian di masa pandemi, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengusulkan agar kredit macet usaha mikro di bawah Rp 10 juta agar diputihkan saja.
"Setiap bertemu rakyat, itu yang dikeluhkan. Akibat pandemi Covid 19 ini banyak usaha yang tutup sehingga tak bisa bayar pinjaman," kata Rachmat Gobel dalam keterangannya, Rabu (13/10).
Rahmat Gobel menyampaikan usulan tersebut saat berdialog dengan petani di Kabupaten Gorontalo. Usul itu ia kemukakan langsung kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso.
Gobel dan Wimboh menghadiri kegiatan kelompok tani dan koperasi petani yang mendapat bantuan dari perbankan.
Gobel mengatakan bahwa hal itu juga menjadi pembicaraan sejumlah anggota DPR. Karena itu ia berharap hal itu menjadi perhatian OJK dan pemerintah.
Baca juga: Penetrasi Kredit di Pedesaan, Bank-bank Pelat Merah kini Mulai Andalkan Program Ini
Akibat kredit macet itu,para petani dan pelaku usaha mikro dan kecil lainnya juga mengalami kesulitan untuk mendapat fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena masuk ke dalam daftar Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Baca juga: Approval Kredit di BTN Bakal Jadi 1 Hari Mulai Tahun Depan
Istilah SLIK ini merupakan pengganti istilah BI Checking karena pengawasan perbankan kini berada di OJK, bukan lagi di Bank Indonesia (BI).
Gobel mengatakan akibat pandemi Covid 19 maupun akibat terkena musibah, banyak pelaku usaha mikro masuk dalam daftar SLIK. Karena itu mereka tak bisa lagi mendapatkan pinjaman dari perbankan.
Baca juga: Optimisme BRI, Kredit Hingga Akhir Tahun Bisa Tumbuh Hingga 7 Persen
"Dalam kondisi begitu, mereka lari ke rentenir dan pinjaman online (pinjol) ilegal yang bunganya sangat mencekik. Mereka jadi makin miskin," katanya.
Padahal Presiden Jokowi sangat peduli untuk memberantas kemiskinan dan memperkuat UMKM.
"Kita harus ada solusi nyata untuk menghapus kemiskinan. Kita juga harus memiliki visi yang sama bahwa UMKM harus kuat. Karena UMKM itu menyerap tenaga kerja yang besar dan juga fondasi ekonomi nasional," katanya.
Selain itu, Gobel juga mengingatkan agar perbankan melakukan pembinaan kepada UMKM agar usahanya sehat dan kualitas produk usahanya juga bagus.
"Jadi jangan hanya memberikan kredit, tapi juga membina skill mereka juga," katanya.
Pembinaan itu, katanya, termasuk kemampuan UMKM untuk memasuki ekonomi digital. Selain itu, produk UMKM juga harus bisa menjadi produk global.