Harga Minyak Mentah Naik Gila-Gilaan, Sentuh Level Tertinggi Sejak Oktober 2014
Perekonomian dunia kini dibayang-bayangi oleh tren lonjakan harga minyak mentah yang terus membumbung tinggi.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Wahyu Tri Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian dunia kini dibayang-bayangi oleh tren lonjakan harga minyak mentah yang terus membumbung tinggi. Hingga Kamis pagi (14/10/2021), harga minyak masih memanas.
Harga minyak WTI kembali menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2014. Sedangkan harga minyak Brent menguat mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir yang tercapai di awal pekan.
Kamis (14/10) pukul 7.50 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 80,82 per barel, menguat 0,47% dari harga kemarin pada US$ 80,44 per barel. Harga minyak WTI ini bergerak di atas US$ 80 per barel sejak awal pekan.
Sedangkan harga minyak Brent kontrak Desember 2021 di ICE Futures berada di US$ 83,58 per barel, menguat 0,48% dari harga kemarin.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Kamis, 14 Oktober 2021: Naik Drastis Rp 12.000, per Gramnya Jadi Rp 928.000
Harga minyak acuan internasional ini mendekati level tertinggi US$ 83,65 per barel yang tercapai di awal pekan ini.
Harga minyak kemarin turun tipis setelah bergerak di sekitar level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan tipis harga minyak ini terjadi akibat aksi ambil untung para trader.
Baca juga: Belum Ada Sentimen Kuat untuk Dorong Penguatan IHSG, Cermati Saham Ini
Harga minyak kemarin juga tertekan setelah China, importir minyak mentah terbesar dunia, merilis data yang menunjukkan impor September turun 15% dari tahun sebelumnya. Pasar sedang menunggu data persediaan minyak AS yang diperkirakan para analis akan menunjukkan peningkatan 0,7 juta barel dalam stok minyak mentah.
Baca juga: Nggak Hanya IHSG, Kurs Rupiah Pagi Ini Juga Dibuka Menguat Tajam
Kekurangan batubara dan gas alam di China, Eropa dan India telah mendorong harga bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik.
Produk minyak digunakan sebagai pengganti. Komisi Eropa menguraikan langkah-langkah yang dapat digunakan Uni Eropa untuk memerangi lonjakan harga energi dan mengatakan akan menjajaki pembelian gas bersama.
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2021 sambil mempertahankan pandangan tahun 2022.
Namun OPEC mengatakan lonjakan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan produk minyak karena pengguna akhir beralih.
Di Rusia, Presiden Vladimir Putin mengatakan harga minyak bisa mencapai U$ 100 per barel dan mencatat bahwa Moskow siap menyediakan lebih banyak gas alam ke Eropa jika diminta.
Pasar energi terfokus pada bagaimana krisis pasokan akan mempengaruhi permintaan minyak, terutama di ekonomi terbesar kedua dunia, China.