Penggabungan Pelindo, Jokowi Menunggu 7 Tahun hingga Diyakini Mampu Turunkan Biaya Logistik
Kepala Negara berharap dengan integrasi tersebut biaya logistik di Indonesia lebih murah dari sebelumnya.
Editor: Muhammad Zulfikar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan penggabungan PT Pelabuhan Indonesia. Sebelumnya terdapat 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelindo. Penggabungan Pelindo disampaikan Jokowi telah dirancang sejak 7 tahun lalu.
"Hari ini Alhamdulillah tadi sudah disampaikan oleh Dirut Pelindo Pak Arif sudah terjadi Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3, Pelindo 4 menjadi PT Pelindo atau PT Pelabuhan Indonesia," ujar Jokowi saat meresmikan holding PT Pelindo, Kamis (14/10).
Jokowi minta perusahaan pelat merah itu bekerja sama dengan pelaku usaha di seluruh dunia. Sehingga jaringan Pelindo akan semakin luas dan dapat mendorong pengiriman langsung produk Indonesia.
Kehadiran holding perusahaan pelabuhan ini diyakini Jokowi akan meningkatkan keterhubungan logistik Indonesia. Sehingga biaya logistik dapat ditekan dan mampu bersaing. "Biaya logistik kita bisa bersaing dengan negara-negara lain, artinya daya saing kita, competitiveness kita akan menjadi lebih baik," ungkap Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Integrasi PT Pelindo di Nusa Tenggara Timur
Sebagai informasi, saat ini biaya logistik Indonesia masih 23% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal itu menunjukkan adanya inefisiensi mengingat biaya logistik di negara lain dapat mencapai 12% PDB.
Selain Pelindo, Jokowi juga mendorong unit BUMN lain dapat menggabungkan diri. Sehingga nantinya BUMN akan menjadi perusahaan besar yang memiliki daya saing. "Jangan sampai kecil-kecil bertebaran, sehingga kekuatannya menjadi minim, baik dari sisi keuangan modal. Kalau bergabung seperti ini kekuatannya akan menjadi gede," jelas Jokowi.
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah mewujudkan penggabungan atau merger empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelabuhan yakni PT Pelindo I-IV Persero. Dalam merger ini PT Pelindo II akan bertindak sebagai surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan. Setelah merger, nama perusahaan hasil penggabungan menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV Prasetyadi mengatakan, bahwa dengan penggabungan Pelindo I-IV, akan berkontribusi positif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah di Indonesia.
"Integrasi Pelindo akan meningkatkan produktifitas dan efisiensi melalui standarisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan. Situasi ini secara bertahap akan berdampak terhadap penurunan harga barang yang diangkut,” ucap Prasetyadi dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (15/9).
Prasetyadi menyebutkan, saat ini biaya logistik nasional masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain yakni sekitar 23% dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. Hal itu disebabkan oleh operasi dan infrastruktur pelabuhan yang belum optimal.
“Dengan kondisi tersebut, pemerintah akan melakukan Integrasi Pelindo untuk meningkatkan konektivitas nasional dan standarisasi pelayanan pelabuhan, layanan logistik yang terintegrasi, serta meningkatkan skala usaha dan penciptaan nilai BUMN Layanan Pelabuhan melalui keunggulan operasional serta komersial dan keuangan,” jelasnya.
Baca juga: Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Pelabuhan Akan Meningkat Pasca Penggabungan Empat Pelindo
Menurut Prasetyadi, integrasi Pelindo juga akan memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan. Dengan demikian selain berkontribusi positif pada perekonomian nasional, integrasi juga merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah.
Skema integrasi BUMN Pelabuhan dipilih karena mempertimbangkan beberapa faktor antara lain potensi penciptaan nilai yang efisien dan terkoordinasi secara sistematis, fokus kompetensi yang dimiliki saat ini, tingkat disrupsi yang tidak terlalu tinggi karena terdapat penyesuaian sinergi secara bertahap dari business as usual.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.