Para Pelaku Bisnis Sambut Perpanjangan DP 0 Persen, Ini Pernyataan Mereka
PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk misalnya, mereka mengakui relaksasi bank sentral bakal sangat membantu bisnis bank ke depan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kebijakan Bank Indonesia memperpanjang down payment (DP) atau uang muka nol persen untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) hingga akhir tahun depan diprediksi bakal mendukung bisnis perbankan.
Kebijakan ini disambut oleh perbankan, dan diharapkan bisa meningkatkan bisnis mereka.
Baca juga: Kebijakan KPR DP 0 Persen Disambut Positif Pelaku Properti
PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk misalnya, mereka mengakui relaksasi bank sentral bakal sangat membantu bisnis bank ke depan. Bank dengan portofolio terbesar di sektor properti ini, optimistis KPR bisa tumbuh dobel digit di 2022.
“Kami berharap pertumbuhan kredit KPR tahun depan bisa 10 persen hingga 12 persen. Itu Lebih baik dibanding tahun ini yang naik 8 persen hingga 9 persen,” kata Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu kepada Kontan.co.id pada Rabu (21/10/2021).
BTN hingga Agustus 2021 berhasil menyalurkan total kredit senilai Rp 268,66 triliun. Nilai itu naik 6,02 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 253,41 triliun.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memperpanjang ketentuan uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kKKB dan kredit pemilikan rumah KPR.
Baca juga: Pembiayaan KPR Diprediksi Meningkat Setelah BI Perpanjang DP Nol Persen
Bank CIMB Niaga menyambut baik langkah bank sentral untuk merangsang konsumsi masyarakat ini.
Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang perpanjangan relaksasi ini pasti sangat membantu untuk pertumbuhan KPR dan KKB lebih lanjut.
“Sampai September 2021, KPR kami tumbuh 8% year on year (yoy) dan KKB kami di anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance tumbuh 17 persen yoy. Kami harapkan terus baik sampai akhir tahun,” ujar Lani kepada Kontan.co.id, Rabu (20/10).
Baca juga: Tingginya Suku Bunga KPR Jadi Penghambat Masyarakat Miliki Hunian
Dia menambahkan, perpanjangan relaksasi ini yang dibarengi dengan semakin kondusifnya situasi pandemi serta pelonggaran PPKM, bisnis KPR dan KKB akan tetap terus membaik.
Ia mengakui kinerja dua segmen ini di kuartal ketiga lebih baik dibandingkan kuartal kedua 2021 lantaran bantuan relaksasi dari bank sentral.
Kendati demikian, CIMB Niaga tidak memberikan down payment (DP) hingga 0% secara umum kepada calon debitur KPR dan KKB. Lani bilang pemanfaatan loan to value (LTV) itu hanya kepada calon debitur tertentu saja.
Baca juga: Genjot Kredit, BRI Kembali Adakan KPR Virtual Expo dengan Bunga 1,26 Persen
“Karena ada ada korelasi kuat antara kesehatan portfolio debitur yang DP-nya 0%. Ini terkait rasio kredit macet, karena bank juga harus bertanggung jawab memberikan pinjaman, hanya kepada nasabah yang bisa membayar cicilan dengan baik,” paparnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo, mengatakan, ketentuan DP 0% untuk KKB dan KPR ini masih bisa dinikmati oleh masyarakat hingga 31 Desember 2022 atau hingga akhir tahun depan.
“Kebijakan ini untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif,” tegas Perry.
Sejalan dengan hal tersebut, bank sentral juga memperpanjang ketentuan rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen hingga 31 Desember 2022.
Dengan kata lain, masyarakat bisa menikmati insentif pembelian rumah secara kredit tanpa DP hingga akhir tahun depan. Ketentuan ini pun berlaku untuk semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, serta ruko/rukan). Namun, dengan catatan bagi bank yang memenuhi kriteria NPL/NPF tertentu.
Selain itu, BI juga menghapus ketentuan pencairan bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti.
Meski begitu, Perry menegaskan keputusan ini sudah dipikirkan masak-masak dan dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Komentar Pelaku Properti
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Harun Hajadi menilai, kebijakan tersebut tergolong positif karena artinya BI memberikan kuasa kepada perbankan untuk menentukan besaran DP yang dipersyaratkan untuk nasabah atau konsumen.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pihak perbankan saat ini cenderung berhati-hati. Dalam hal ini, jarang sekali bank-bank memberikan DP 0 persen atau rasio LTV/FTV hingga 100 persen.
Perbankan pun sudah memiliki sistem penilaian berbasis algoritma yang sesuai dengan risk appetite mereka.
“Kami kira perbankan sudah menjalankan prudentiality yang tinggi, karena sebagian besar penjualan kami bersifat pre-sales, jadi bangunan belum selesai dan masih ada jaminan buy back.
Maka dari itu, assessment bank yang baik juga bagus untuk CTRA,” ungkap Harun, Rabu (20/10/2021).
Pihak CTRA belum menentukan proyeksi marketing sales di tahun 2022 berdasarkan efek perpanjangan DP 0 persen untuk KPR ataupun rasio LTV/FTV hingga 100 persen.
Harun bilang, hal yang terpenting bagi CTRA adalah KPR selalu tersedia terlepas dari berapapun rasio LTV/FTV-nya.
Ia juga menyebut, selama ada kebijakan KPR, penjualan properti CTRA terbilang merata, baik untuk segmen menengah atas maupun segmen properti dengan harga terjangkau.
Sekadar informasi, hingga kuartal III-2021, marketing sales CTRA tercatat sebesar Rp 5 triliun atau lebih tinggi 45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Adapun sampai akhir tahun nanti, CTRA membidik marketing sales sebesar Rp 6 triliun. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Jemmy Kusnadi tidak banyak berkomentar terkait kebijakan terbaru BI tersebut.
Yang terang, perpanjangan DP 0 persen untuk KPR akan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi nasional, karena sektor properti memiliki efek berganda yang sangat besar terhadap roda perekonomian.
Manajemen SMRA juga masih memperhitungkan terlebih dahulu dampak perpanjangan DP 0 persen untuk KPR terhadap penjualan properti, termasuk potensi penjualan di tahun depan.
“Tentunya kami perlu menyiapkan strategi-strategi yang lebih baik lagi untuk tahun depan,” ungkap dia, hari ini (20/10/2021).
Dalam berita sebelumnya, SMRA berhasil membukukan marketing sales sebesar Rp 3,4 triliun di periode Januari-September 2021.
Angka ini setara 86 persen dari target marketing sales SMRA di tahun 2021 yang dipatok sebesar Rp 4 triliun. (Kontan)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Uang muka 0% di KPR dan KKB diperpanjang, begini dampaknya ke bisnis perbankan"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.