Jokowi: Indonesia Harus Jadi Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Dunia
Di 2018 ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 besar dunia. Setahun kemudian naik ke peringkat 5.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia harus menjadi pemain utama ekonomi syariah industri halal.
Hal itu disampaikan Presiden dalam acara peringatan Hari Santri Nasional dan peluncuran logo baru masyarakat ekonomi syariah, Jumat, (22/10/2021).
"Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia," kata Jokowi.
Kepala Negara bersyukur perkembangan ekonomi syariah Indonesia cukup pesat. Berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Indikator Report, sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat.
Di 2018 ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 besar dunia. Setahun kemudian naik ke peringkat 5 dan terakhir pada 2020 naik lagi menjadi peringkat 4 dunia.
Baca juga: Pangsa Pasar Indonesia di Bisnis Perbankan Syariah Global Baru 2 Persen
"Naik, naik, naik terus," katanya.
Meskipun tumbuh, Presiden meminta agar tidak cepat berpuas diri. Semua pihak harus bersinergi agar peringkat ekonomi syariah terus naik.
Baca juga: Anggota Komisi XI : Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah
"Itulah peran penting yang harus dimainkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)," katanya.
Presiden mengatakan dirinya menaruh harapan besar pada MES untuk menjadi jembatan bagi seluruh pemangku kepentingan ekonomi syariah dalam membangun ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
"untuk membangun ekonomi inklusif yang memberdayakan dan mampu bertahan menghadapi berbagai macam krisis," katanya.