Indonesia All Out Gaet Kolaborasi Industri dengan Dunia di Expo 2020 Dubai
Industri dalam negeri terus dipacu kinerjanya. Guna meningkatkan hal tersebut, kolaborasi menjadi kunci utama.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri dalam negeri terus dipacu kinerjanya. Guna meningkatkan hal tersebut, kolaborasi menjadi kunci utama.
Oleh karenanya, Indonesia melalui Kementerian Perindustrian akan ikut serta dalam event Expo 2020 Dubai.
Ajang strategis ini dikhususkan bagi sektor industri di Tanah Air untuk berkolaborasi dengan para pelaku bisnis internasional.
Kemenperin akan mengangkat keunggulan dan peluang investasi di dalam negeri melalui penyelenggaraan Business Forum 22 -28 Oktober 2021.
Baca juga: Menparekraf: Event Olahraga Hybrid Bantu Hidupkan Kembali Industri Event di Tengah Pandemi
Business forum yang diadakan Kementerian Perindustrian dalam rangkaian partisipasi Expo 2020 Dubai tersebut dapat diikuti secara live melalui kanal YouTube Kementerian Perindustrian RI setiap hari selama periode event.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan setidaknya terdapat tiga sektor terkait industri manufaktur dengan peluang kolaborasi yang terbuka lebar, yaitu penerapan industri 4.0, pengembangan kawasan industri, serta optimalisasi peluang industri halal.
"Masih terdapat peluang besar serta ruang luas untuk bekerja sama dengan para investor dalam mengembangkan sektor industri melalui pendekatan tiga kebijakan tersebut," tutur Agus, Minggu (24/10/2021).
Baca juga: Jokowi Targetkan Indonesia Jadi Pusat Industri Halal Dunia pada 2024
Percepatan penerapan industri 4.0 dijalankan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018.
Melalui program ini, Indonesia ditargetkan berada dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
"Kami yakin, suksesnya implementasi program ini akan meningkatkan PDB per tahun dari baseline 5 persen menjadi 6-7 persen, meningkatkan lapangan kerja dari 20 juta menjadi 30 juta, serta meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB menjadi 25 persen di tahun 2030," ungkap Menperin.
Sebagai bagian dari program tersebut, Indonesia menjadi partner resmi dari Hannover Messe 2021 Digital Edition.
Status ini akan berlanjut pada Indonesia Hannover Messe 2023, ia menjelaskan. Kemenperin juga tengah mempersiapkan Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai benchmark showcase Industri 4.0.
Baca juga: Jalankan 3 Target Keberlanjutan, Dow Siap Jadi Perusahaan Netral Karbon di 2050
Selanjutnya, Kemenperin juga fokus pada pengembangan industri halal di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia perlu mengambil peran dalam industri yang berkembang pesat ini.
"Apalagi, negara-negara yang memakai dan memproduksi produk halal terbesar tidak hanya didominasi oleh negara muslim, contohnya seperti Thailand yang memiliki pusat riset halal mutakhir, serta Brazil yang merupakan produsen terbesar makanan dan minuman halal," terang Agus.
Dengan bertambahnya populasi muslim dunia yang diprediksi mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, terdapat potensi pasar halal global.
Pada 2019, angka ini mencapai 2,02 triliun dolar AS, terutama untuk produk makakan, farmasi, kosmetik, fesyen, wisata dan sektor syariah lainnya.
"Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fesyen, farmasi dan kosmetik," jelas Menperin.
Sementara itu, Kemenperin telah mendirikan Kawasan Industri Halal dengan infrastruktur yang terjamin untuk memproduksi produk halal, sesuai dengan Sistem Jaminan Produk Halal. Saat ini telah terdapat tiga kawasan industri halal.