Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Gandeng Mitra Lokal, Sunseap Group Garap Sistem Tenaga Surya 7 GW di Kepulauan Riau

Sunseap Group mengembangkan kapasitas gabungan sistem tenaga surya sebesar 7 Gigawatt-peak (GWp) di sekitar Kepulauan Riau.

Editor: Sanusi
zoom-in Gandeng Mitra Lokal, Sunseap Group Garap Sistem Tenaga Surya 7 GW di Kepulauan Riau
ist
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunseap Group menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai mitra lokal dan internasional untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kapasitas gabungan sistem tenaga surya sebesar 7 Gigawatt-peak (GWp) di sekitar Kepulauan Riau.

Kapasitas gabungan sistem tenaga surya 7 gigawatt-peak (GWp) adalah salah satu proyek energi bersih interkoneksi lintas batas terbesar di Asia Tenggara. Nantinya, akan membantu Singapura dan Indonesia dalam memenuhi target hijau.

Baca juga: Indonesia-Swiss Kerja Sama Tingkatkan Kompetensi Instruktur PLTS

Beberapa pulau di Kepulauan Riau yang sedang dipertimbangkan untuk proyek tersebut antara lain Citlim dan Combol. Rencananya adalah menyalurkan energi rendah karbon ke Singapura melalui kabel listrik bawah laut yang baru diusulkan.

Beberapa pihak yang menandatangani MoU ini ialah PT Mustika Combol Indah, PT Agung Sedayu, Sumitomo Corporation, Samsung C&T Corporation, Oriens Asset Management dan Durapower Group.

Konsorsium yang dipimpin Sunseap ini, menandatangani MoU sebagai bagian dari Asian Clean Energy Summit yang diadakan di Sands Expo and Convention Centre.

Baca juga: Hadirkan Energi Bersih, Bright PLN Batam Kembangkan PLTS 

Frank Phuan, Co-Founder dan Chief Executive Officer Sunseap mengatakan, upaya ini akan menjadi salah satu proyek energi bersih yang paling penting bagi Singapura dan Indonesia.

"Dengan menghubungkan berbagai pulau surya untuk akhirnya menciptakan sistem 7GWp, kami dapat lebih mengoptimalkan kabel bawah laut, yang mengarah pada pengurangan biaya transmisi dan karenanya menghadirkan energi bersih rendah karbon yang lebih terjangkau bagi semua orang di Singapura dan Indonesia," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/10).

Berita Rekomendasi

Melalui pengaturan ini, lanjur Frank, kapasitas pembangkit gabungan akan dapat menghasilkan dan mengirimkan 1GW energi bersih non-intermiten untuk Singapura dan Indonesia.

Alhasil, menjadikan Singapura dan Batam sebagai gerbang dan hub energi bersih di ASEAN dan membuka jalan menuju ASEAN Green Jaringan listrik.

Ilustrasi PLTS atap.
Ilustrasi PLTS atap. (dok.)

Ketika selesai, proyek ini, terdiri dari beberapa sistem fotovoltaik surya (PV) skala besar dan fasilitas penyimpanan energi di seluruh Kepulauan Riau. Adapun memiliki kapasitas gabungan fotovoltaik surya (PV) sebesar 7 GWp.

Ditambah dengan beberapa sistem penyimpanan energi dengan total lebih dari 12GWhr, yang bertujuan untuk menyediakan 1 GigaWatt (GW) energi bersih rendah karbon non-intermiten untuk Singapura dan Indonesia.

Dengan menghubungkan sistem PV surya dari berbagai pulau, konsorsium mampu mencapai skala ekonomi dan dengan demikian lebih mengoptimalkan kapasitas kabel bawah laut baru ke Singapura.

Ini akan membantu menurunkan biaya transmisi, sehingga mengurangi biaya impor listrik rendah karbon ke Singapura dan pada akhirnya menghasilkan listrik rendah karbon yang lebih terjangkau bagi konsumen di Singapura.

Konsorsium ini bertujuan untuk mencocokkan impor listrik rendah karbon ke dalam persyaratan Singapura sebesar 1,2 GW pada tahun 2027 dan 2,8 GW lainnya pada tahun 2035 seperti yang disebutkan pada awal pekan ini oleh Gan Kim Yong, Menteri Perdagangan dan Industri (Singapura).

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas