Potensi Pasarnya Besar, BSI Bidik Layanan Ziswaf
Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah masuk ke ekosistem industri halal dengan memfasilitasi zakat, infak, sedekah dan wakaf atau Ziswaf
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Bank Syariah Indonesia (BSI) menegaskan, kini perusahaannya sudah masuk ke ekosistem industri halal dengan memfasilitasi zakat, infak, sedekah dan wakaf atau Ziswaf melalui aplikasi mobile banking.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, saat ini mayoritas layanan Ziswaf di Indonesia masih dilakukan secara tradisional.
Karena itu menurutnya Ziswaf adalah potensi yang besar bagi BSI.
“BSI kita mulai dengan ekosistem ziswaf, potensinya sangat besar. Platform digital kami akan menjawab kebutuhan terkait Ziswaf ini," ucap Ade Cahyo dalam keterangannya, Kamis (28/10/2021).
"Ke depan, kami akan mulai merambah ke ekosistem halal lainnya. Sehingga BSI bisa menjadi katalisator,” sambungnya.
Baca juga: BSI Kucurkan Pembiayaan Sindikasi Rp 210 Miliar Untuk Pembangunan Jalan Lintas Sumatera
Ade menjabarkan bahwa pada masa pandemi, transaksi Ziswaf di mobile banking BSI cukup tinggi. Dari sekitar 1,4 juta pengguna, sekitar separuhnya aktif melakukan transaksi Ziswaf.
Baca juga: Potensi Zakat di Indonesia Besar Capai Rp 234 Triliun Per Tahun
Terkait industri halal, Wakil Direktur Utama 1 BSI, Ngatari mengatakan saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan Kawasan Industri Halal (KIH) di Cikande, Banten dan Sidoarjo, Jawa Timur.
“Mudah-mudahan ini menjadi potensi yang besar ke depannya bagi pertumbuhan BSI,” ujarnya.
Baca juga: BSI Lakukan Optimalisasi Pengumpulan dan Penyaluran dan ZISWAF Nasional
Optimisme BSI pada prospek industri halal sangat berdasar.
Bank Indonesia mencatat pada triwulan II-2021 pertumbuhan industri halal sektor unggulan yaitu makanan halal, busana muslim, dan pariwisata ramah muslim sekitar 8,2 persen.
Pertumbuhan itu lebih tinggi jika dibanding dengan naiknya PDB nasional yang sekitar 7,07 persen.
Nilai ekspor makanan halal Indonesia pada periode yang sama pun tumbuh sekitar 46 persen, yakni mencapai 10,36 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Bank Indonesia memperkirakan industri halal secara global akan semakin berkembang pesat seiring bertambahnya jumlah penduduk muslim di dunia.