Pengusaha Restoran Sebut Harga Minyak Kedelai Ikutan Naik Seperti Minyak Goreng Sawit
Harga komoditas minyak goreng di sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kenaikan.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga komoditas minyak goreng di sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kenaikan.
Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), Senin (1/11/2021), harga rata-rata minyak goreng curah di Indonesia naik 0,9 persen atau Rp150 menjadi Rp16.750 per kilo gram.
Sementara, harga minyak goreng kemasan bermerek 1 senilai Rp17.750 per kilo gram, dan harga minyak goreng kemasan bermerek 2 menjadi Rp17.300 per kilo gram.
Naiknya harga minyak goreng tersebut disebabkan karena melambungnya harga crude palm oil alias kelapa sawit.
Para pengusaha restoran dan rumah makan yang sehari-harinya menggunakan minyak goreng pun terkena imbasnya.
"Iya pasti ada dampaknya tapi mungkin relatif kecil. Secara umum komponen minyak goreng sekitar 1% terhadap food cost," kata Wakil Ketua Bidang Restoran PHRI, Emil Arifin saat berbincang dengan Tribun, Senin(1/11/2021) malam.
Menurut Emil, dampak terbesar yang dirasakan pengusaha restoran dan rumah makan justru ikut melambungnya harga minyak kedelai atau soybean.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, HET Idealnya Rp 16.000 Sementara di Gorontalo Dijual Rp 21.650 Per Liter
Emil belum mengetahui apa penyebab dari naiknya harga minyak kedelai tersebut, namun kalau harga soybean naik efek dominonya harga minyak goreng kelapa sawit setali tiga uang.
"Kenaikan minyak sawit tidak terlalu berdampak. Tapi yang naik tinggi itu minyak soybean atau minyak kedelai. Kurang tahu kenapa, biasanya memang kalau soybean naik, sawit juga naik," ujar Emil.