Kurangi Efek Rumah Kaca, Pertamina-ExxonMobil Kembangkan Teknologi Rendah Karbon
Bersama ExxonMobil, Pertamina akan mengembangkan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai emisi net-zero
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah menginisiasi beberapa proyek Carbon Capture and Utilization and Storage (CCUS) pada lapangan migas dengan potensi pengurangan karbon dioksida hingga 18 juta ton di sektor hulu.
Bersama ExxonMobil, Pertamina akan mengembangkan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai emisi net-zero dalam mempromosikan global climate goals.
Teknologi CCS diaplikasikan melalui penerapan proses injeksi CO2 ke dalam lapisan subsurface untuk diterapkan pada depleted reservoir di wilayah kerja Pertamina, serta mengkaji potensi skema hubs and cluster.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, hal tersebut bagian dari misi penurunan emisi. Bahkan pihaknya juga telah memperkenalkan kebijakan Eco Lifestyle.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan tempat yang lebih baik bagi masa depan generasi Indonesia melalui inisiatif energi hijau.
Untuk mendukung langkah tersebut, Kementerian BUMN mendorong Pertamina berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan global dalam pengembangan teknologi CCUS.
Baca juga: COP26: Para Pemimpin Dunia Desak Aksi Nyata Lawan Perubahan Iklim
"Kolaborasi CCUS ini merupakan langkah untuk mewujudkannya. Kemitraan ini sangat penting untuk mengurangi efek gas rumah kaca dan meningkatkan kapasitas produksi gas minyak nasional," ujar Erick Thohir, (2/11/2021).
Baca juga: Seruan Kepala Iklim Uni Eropa Jelang COP26: Kita Harus Lebih Ambisius!
Sebagai informasi, pemerintah saat ini tengah melakukan transformasi bisnis ke arah green economy, dan Pertamina mengejar target Pemerintah dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui teknologi CCUS.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, salah satu pengembangan teknologi CCUS dilakukan di Lapangan Gundih, Cepu, Jawa Tengah yang terintegrasi dengan teknologi Enhanced Gas Recovery (EGR).
Baca juga: Walhi Sebut Dagang Karbon Cuma Akal-akalan Negara Maju
Upaya ini berpotensi mengurangi sekitar 3 juta ton CO2 dalam 10 tahun dan meningkatkan produksi migas. Proyek direncanakan beroperasi pada tahun 2026.
“Penerapan teknologi CCUS merupakan bagian dari agenda transisi energi menuju energi bersih yang tengah dijalankan Pertamina," ungkap Nicke.
"Teknologi rendah karbon ini akan mendukung keberlanjutan bisnis Pertamina di masa depan,” sambungnya.
Seperti diketahui, tantangan dalam pengembangan CCUS terletak pada nilai investasi yang besar dan nilai keekonomian yang belum ideal.
Dalam menjawab tantangan ini, Pertamina terus melakukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan migas dunia sehingga dapat mengakselerasi implementasi CCUS melalui transfer Technology, joint development dan peningkatan capacity building.