Industri Pelayaran Domestik Minta Penyesuaian Ongkos Angkut Kontainer
Biaya pelayaran kontainer saat ini dinilai hanya bagian kecil dari total biaya logistik
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku industri pelayaran dinilai membutuhkan penyesuaian biaya pengangkutan kontainer domestik.
Pengamat Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning mengatakan, biaya solar saat ini sudah naik lebih dari dua kali lipat sejak pertengahan tahun.
"Harga solar ini mendorong biaya operasional ke sejumlah pelabuhan tujuan naik tinggi. Maka penyesuaian biaya pengangkutan kontainer domestik dibutuhkan," kata Saut, Kamis (4/11/2021).
Menurut Saut dalam biaya pelayaran kontainer itu hanya bagian kecil dari total biaya logistik sekitar 15-20 persen, sementara komponen biaya terbesar justru ada di darat, hingga 50 persen.
Baca juga: Kemenhub Tetapkan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Labuhan Lombok dan Pelabuhan Kayangan
Ia juga menjelaskan, bahwa industri pelayaran domestik memiliki peran strategis dalam sistem logistik nasional mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan.
"Penyesuaian freight domestik juga menjadi bagian dari upaya pemulihan industri pelayaran tersebut. Pasalnya perusahaan pelayaran memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapi dampak pandemi yang luar biasa besar," kata Saut.
Baca juga: Bisnis Distribusi Mulai Bangkit, Pelaku Usaha Logistik Jalankan Strategi Go Digital
Ia mencontohkan freight ekspor-impor yang naik ratusan bahkan ribuan persen, tergantung negara tujuan. Sementara di dalam negeri, perusahaan pelayaran praktis tidak banyak melakukan penyesuaian harga mengingat situasi ekonomi Indonesia yang menurun tajam.
Baca juga: Kemenhub Tetapkan Alur Masuk Pelayaran Pelabuhan Pomalaa dan Pelabuhan Bungku
"Dampaknya, proses pemulihan sektor pelayaran pun menjadi tidak mudah. Lebih dari setahun ini perusahaan pelayaran domestik dituntut untuk mampu bertahan menghadapi tantangan pandemi," ucap Saut.
Salah satunya, lanjut Saut, tidak menaikkan freight antar pulau. Jadi perusahaan pelayaran domestik itu sudah banyak berkorban selama pandemi ini.
Saut mengatakan, efisiensi logistik sesungguhnya masih terbuka untuk dilakukan. Kuncinya adalah memangkas biaya-biaya logistik di darat.
"Banyaknya komponen biaya sejak barang diangkut dari tempat pemilik barang menuju pelabuhan hingga sampai ke lokasi tujuan," kat Saut.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu di acara Virtual Expo Maritim Indonesia yang digelar Indonesian National Shipowner Association (INSA) 2021 mengatakan, digitalisasi akan menjadi salah satu kunci dalam menurunkan biaya logistik.
Adanya national logistic ecosystem (NLE) dinilai Airlangga, akan dapat menyelaraskan supply and demand lalu lintas barang.