TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan tahun sudah usia Ayam Gepuk Pak Gembus.

Berbagai lika-liku pun telah dijalani oleh Ridho Nurul Adityawan.

Saat ini Ayam Gepuk Pak Gembus telah menembus hingga pasar Asia-Tenggara.

Rido bercerita sekitar tahun 2013 Ridho memulai banting stir menjadi pengusaha.

Dengan mengumpulkan modal awal Rp 9 juta.

Baca juga: Mantap, BNI Antarkan UMKM Tembus Pasar Dubai

Kemudian perlahan mampu mengambil hati para para pecinta pedas,

"Acara ini sebagai rasa syukur kami memberikan waktu dan kesempatan di sini. alhamdulillah acara ini di hadiri saudara kami semua," kata Rido acara Dzikir dan Do’a Bersama untuk Indonesia.

Acara ini berlangsung di Masjid Ni’matul Ittihad, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Sabtu (6/11/2021). 

Menurut dia acara ini sebagai momentum untuk dekat dengan sang pencipta.

Kita berdoa agak segala masalah yang kita alami khususnya di Indonesia saat ini dapat segera selesai.

"Semoga acara ini bisa berjalan dengan lancar. Saya ingin mengembalikan rasa kedekatan kita kepada allah. sehingga kita tidak dijauhkan. kita kembalikan zikir dan doa," terangnya.

PT Gelora Muda Berjaya selaku pemegang lisensi Ayam Gepuk Pak Gembus, membagikan uang tunai dan bingkisan kepada 2.000 orang yang tergabung dalam komunitas Ojek Online (OJOL), Kaum Dhuafa dan Masyarakat Umum.

Baca juga: Dukung UMKM Sektor Otomotif, Pegadaian Luncurkan Motor Kustom The Gade ST150

Tentang Ayam Gepuk Pak Gembus

Ayam Gepuk Pak Gembus adalah sebuah restoran franchise yang menawarkan sajian ayam sambal.

Sampai tahun 2021, UMKM ini sudah melebarkan sayap hingga penjuru Indonesia dan asia.

"Sudah 700-an lebih gerai ya, termasuk di Malaysia dan Singapura. Kedepan akan ada Hongkong dan Taiwan," kata Rido.

Awalnya bisnis yang satu ini bisa menjelma menjadi franchise berasal dari dorongan pelanggan.

Sebelum merintis franchiseAyam Gepuk Pak Gembus ini, sang pemilik merupakan seorang karyawan.

"Saya sebelimnya memang karyawan swasta dan saya melihat belum ada produk Indonesia pada makanan khususnya ayam. Jadi saya lihat ini menjadi peluang. Karena memang lidah orang Indonesia past suka pada makanan lokal," terangnya.