PGN Maksimalkan 7 Potensi Kolaborasi Green Energy
PGN Tbk memaksimalkan tujuh kolaborasi pemanfaatan gas bumi yang potensial untuk penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PGN Tbk memaksimalkan tujuh kolaborasi pemanfaatan gas bumi yang potensial untuk penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan (green energy).
Kolaborasi tersebut sejalan dengan visi Holding Migas Pertamina Group yakni go flobal dalam upaya ekspansi bisnis mancanegara, sekaligus mendukung Pavilliun Indonesia di Expo 2020 Dubai.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menyampaikan, kolaborasi pertama yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhoksheumawe, di mana perseroan mendukung industri dan pengembangann KEK tersebut melalui LNG regasification, LNG/ LPG Hub, LNG trading, serta Mini LNG Plants.
Baca juga: Kuartal III 2021, PGN Kantongi Keuntungan 286,2 Juta Dolar AS
LNG dikembangkan di KEK tersebut agar dapat menjadi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Kolaborasi selanjutnya, LNG Bungkering sebagai inisiatif PGN untuk mendukung kapal-kapal Indonesia (shipping) melalui LNG dengan metode bunkering, mengingat perairan Indonesia yang strategis untuk rute pengiriman internasional.
Ketiga, gas untuk sektor laut. Dalam proyek ini, PGN menyusun roadmap pemanfaatan CNG dan LNG untuk sektor transportasi laut di Aceh, Banten, Jakarta, Bali, Surabaya, dan Balikpapan.
"Proyek ini juga sejalan dengan kondisi geografis Indonesia dan upaya mengurangi emisi," ujar Faris dalam keterangannya, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Gandeng PGN, PIK 2 Manfaatkan Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Komersial
Keempat yaitu gas untuk Pembangkit Listrik sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 13 Tahun 2020.
Menurutnya, PGN mendukung investasi dan pengembangan infrastruktur untuk pasokan gas wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Kelima adalah pengembangan gas bumi berbasis industri methanol untuk mendukung produksi biofuel melalui joint venture and studi kelayakan.
"Produksi gas di Indonesia diperkirakan 8,2 sampai 9,3 BSCFD pada tahun 2025-2040 yang berpeluang dapat diolah sebagai methanol dan memenuhi permintaan," paparnya.
Keenam yakni pengembangan jargas rumah tangga, di mana saat ini PGN melayani lebih dari 600 ribu SR dan akan berupaya membangun 1 juta SR jargas per tahun.
Berlokasi di lebih dari 50 kota/ kabupaten, ditargetkan pada tahun 2024 dapat tersambung jargas sebanyak 4 juta SR.
Baca juga: PGN Selesaikan Pembangunan Pipa Gas dan Mother Station CNG di Blora
Proyek terakhir yaitu pengembangan biometanol.
Green energy dalam bentul biometanal berpotensi mengurangi emisi dengan mengganti penggunaan minyak fosil.
Ia menyebut, biometanol diproses dari limbah cair minyak sawit yang disebut POME, dan jika dibiarkan serta tidak diproses, POME dapat membahayakan lingkungan.
“Semua inisiatif investasi tersebut sejalan dengan komitmen untuk mendukung target pemerintah dalam pengurangan emisi karbon seperti yang tertera dalam Paris Agreement dan Konferensi COP-26,” papar Faris.