Kontribusi Rp 2,7 Triliun ke Negara, DPR: Bukti Alih Kelola Blok Rokan Berjalan Baik
Wilayah kerja Blok Rokan memang merupakan sumur tua yang dialih kelola Pertamina mulai 9 Agustus 2021.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alih kelola Blok Rokan dinilai berjalan baik. Hal itu terbukti, dari kontribusi Pertamina Hulu Rokan (PHR) ke negara yang mencapai Rp2,7 Triliun selama dua bulan.
Demikian pernyataan ini disampaikan anggota Komisi VII DPR Mulyanto.
“Ini pertanda bahwa alih kelola dari pihak asing ke BUMN memang berjalan berjalan baik,” ujar Mulyanto kepada media hari ini (10/11/2021).
Mulyanto menerangkan, sumbangan kepada negara terbagi menjadi dua. Pertama dari bagi hasil minyak dan kedua dari pajak.
Besarnya konstribusi bagi negara tersebut menurut Mulyanto sangat tergantung pada produksi minyak atau lifting pada wilayah kerja tersebut. Semakin tinggi lifting, tentu semakin besar bagian untuk negara.
Baca juga: Meski Telah Setor Rp 2,7 Triliun ke Negara, Menteri Erick Minta Kinerja Blok Rokan Ditingkatkan
“Semakin tinggi lifting, setelah dikurangi cost recovery, semakin besar pula bagian untuk negara,” ujarnya.
Menurut dia, harus dilihat pula fakta bahwa wilayah kerja Blok Rokan memang merupakan sumur tua.
Karena sebelum dilakukan alih kelola kepada Pertamina, 9 Agustus 2021, Blok Rokan sudah terlebih dahulu ditangani PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) selama setengah abad.
Baca juga: Blok Rokan Setor Kontribusi ke Negara Rp 2,7 Triliun dalam 2 Bulan
Karena kondisi itulah, menurut Mulyanto, Pertamina tetap perlu melakukan pemboran baru dan penerapan teknik enhanced oil recovery (EOR) untuk mencapai target lifting.
Untuk itu pula Mulyanto berharap Pertamina terus bekerja keras agar dapat mencapai target lifting dan target pendapatan negara.
Target lifting sendiri, kata Mulyanto, ditetapkan sebesar 165.000 barel per hari (BPH).
Baca juga: Hingga September 2021, Produksi Migas Subholding Upstream Mencapai 866 MBOEPD
“Kita mensyukuri proses alih kelola dapat berjalan baik. Namun kinerja harus terus ditingkatkan, sehingga pendapatan negara dapat dicapai sesuai target. PHR harus terus bekerja keras dan smart,” tandas Mulyanto.
Mulyanto juga melihat manfaat besar kegiatan operasi Pertamina di Blok Rokan. Mulai dari pemenuhan kebutuhan energi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan peluang bisnis bagi pengusaha lokal.
Selain itu, tentu saja peningkatan kesejahteraan dan dampak sosial ekonomi ke masyarakat di sekitar Blok Rokan, juga semakin tinggi.
“Mudah-mudahan efek domino secara ekonomi dan sosial semakin tinggi. Ownership dan sense of belonging juga tinggi, karena perusahaan milik negara,” tutupnya.
Sebelumnya, Pertamina mencatat, telah menyumbangkan pendapatan bagi negara sebesar Rp 2,7 triliun yang diperoleh dari aktivitas pengelolaan lapangan minyak di Blok Rokan selama dua bulan.
Rincian penerimaan itu diberikan melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp 2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp 607,5 miliar termasuk pajak-pajak ke daerah.
Pertamina juga menyampaikan, perseroan mengebor lebih dari 79 sumur dengan mengoperasikan 16 rig di Blok Rokan. Jumlah rig akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target jumlah sumur tajak yang ingin dicapai. (*)