Komisi VI DPR Desak Pertamina Evaluasi Keamanan Kilang Minyak
Berulangnya peristiwa kebakaran kilang minyak milik Pertamina memunculkan beragam spekulasi terkait penyebab kebakaran terjadi.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berulangnya peristiwa kebakaran kilang minyak milik Pertamina memunculkan beragam spekulasi terkait penyebab kebakaran terjadi.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Amin Ak mendesak PT Pertamina (Persero) mengevaluasi sistem keamanan kilang minyak miliknya.
Menurut Amin, spekukasi muncul karena peristiwa kebakaran seakan menunjukkan Pertamina tidak pernah belajar dari peristiwa serupa sebelumnya.
Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap Dipertanyakan Sering Tersambar Petir, Berikut Pernyataan Direksi
Bahkan, menurutnya tidak sedikit yang menganggap perusahaan pelat merah itu berlaku abai dalam menerapkan standar keamanan.
“Kilang minyak itu merupakan fasilitas vital dan strategis dan bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak menjadi aneh karena dalam tahun ini saja sudah tiga kali terbakar,” ujarnya dalam siaran pers kepada Tribunnews, Minggu (14/10/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, sudah semestinya kilang minyak itu memiliki protokol pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan yang ketat.
Di antaranya dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi kebakaran, terlebih Pertamina mengklaim sudah sesuai standar internasional.
Baca juga: Kilang Cilacap Dinyatakan Aman, Pertamina Pastikan Seluruh Masyarakat Sudah Kembali Ke Rumah
“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” kata Amin.
Sementara untuk mencegah spekulasi, terutama tudingan adanya motif perburuan rente ditengah melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak, Komisi VI DPR akan meminta penjelasan Direksi Pertamina.
Terlebih, Amin menambahkan, periode akhir tahun ini akan menghadapi kesiapan untuk hari libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Konsumsi BBM saat Nataru biasanya naik, Pertamina harus punya exit strategi guna mencegah kelangkaan pasokan BBM, tanpa merugikan masyarakat maupun membebani keuangan negara," pungkasnya.