Tangki Cilacap Kebakaran, Komisaris Minta Keterangan Direksi Pertamina, Adian Desak Investigasi
Adian Napitupulu mengatakan partainya meminta ada investigasi menyeluruh atas insiden terbakarnya tangki penyimpanan Pertalite
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengatakan partainya meminta ada investigasi menyeluruh atas insiden terbakarnya tangki penyimpanan Pertalite milik PT Pertamina di kilang refinery unit atau RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11/2021) pukul 19.15 WIB.
"Agar, tidak muncul spekulasi-spekulasi di kemudian hari, saling tuduh dan sebagainya, pertama kita minta investigasi yang menyeluruh," kata Adian dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/11/2021).
Baca juga: PDIP Tuntut Dilakukan TWK bagi Seluruh Pegawai Pertamina, Kebakaran Kilang Cilacap Sudah 16 Kali
Adian mengatakan, apa yang diinvestigasi tidak hanya di lapangan, tetapi juga menyeluruh.
"Kelengkapan-kelengkapan pengamanan, jadwalnya, nama-namanya, dan kalau perlu memeriksa latar belakang nama-nama itu. Ada si A latar belakangnya apa, si B, dan sebagainya untuk menghindari spekulasi," ujar Adian.
Adian mengaku heran apabila kebakaran tersebut disebabkan oleh faktor alam seperti petir.
Menurut dia, dengan teknologi yang ada sekarang, sistem pengamanan terhadap faktor alam semestinya sudah lebih baik.
Baca juga: Soal Kebakaran Tangki Cilacap, Dewan Komisari Minta Ada Sanksi Tegas Bila Ada Unsur Kelalaian
"Sudah terjadi berkali-kali. Masak iya sih tidak apa perbaikan sama sekali? Saya kira sih tidak ada upaya untuk memperbaiki agar tidak terjadi peristiwa yang sama," ucap Adian, seperti dilansir dari Wartakota dalam artikel "Adian Napitupulu Minta Dilakukan Investigasi Menyeluruh Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Cilacap".
Selain itu, kilang minyak sebagai objek vital negara semestinya mendapatkan pengamanan yang luar biasa baik dari bencana alam maupun sabotase.
"Oleh siapa? Bisa mafia migas, bisa juga orang-orang lain yang berkepentingan untuk membuat instabilitas, karena bahan bakar minyak (BBM) ini kan komponen penting buat industri, buat kehidupan manusia, dan sebagainya," tandas Adian.
Komisaris Minta Keterangan Direksi
Komisaris Independen PT Pertamina (Persero), Iggi H Achsien mengatakan, dewan komisaris tengah meminta laporan dan keterangan dari direksi dan pihak terkait lainnya soal insiden kebakaran ini.
“Dekom (dewan komisaris) meminta disiplin pelaksanaan HSSE (health, safety, security and environmental) dan pengenaan sanksi tegas jika ada kelalaian,” kata Iggi kepada Kontan.co.id (14/11).
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengungkapkan bahwa pemadaman secara total pada tangki 36 T102 itu berhasil dilakukan pada Minggu (14/11) pukul 07.45 WIB.
"Kebakaran telah dapat dipadamkan secara total tepatnya jam 7.45 tadi pagi. Semua telah padam dan kita telah menyatakan declare aman itu pada jam 9.15 WIB," kata Djoko dalam konferensi pers virtual, Minggu (14/11).
Baca juga: Polda Jateng Kirim Tim ke Cilacap Selidiki Penyebab Terbakarnya Kilang Pertamina
Djoko tak menjelaskan dugaan sementara penyebab kebakaran pada tangki 36-T102. Namun, ia memastikan bahwa operasional Kilang Cilacap tetap berjalan normal. Saat kebakaran terjadi, penyekatan api dilakukan agar tak menjalar ke tangki sekitarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, investigasi lebih lanjut atas insiden yang terjadi akan dilakukan.
"Kita tentu akan melakukan evaluasi investigasi lebih lanjut tentang kejadian ini karena kami insiden ini adalah sesuatu yang sangat penting yang perlu kemudian kita ambil lesson learnnya," tegas Nicke dalam kesempatan yang sama.
Sekedar informasi, Kilang Cilacap merupakan satu dari 6 Kilang Pertamina, dan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari. Kilang ini memiliki 228 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.
Ombudsman Minta Pertamina Evaluasi Penangkal Petir di Kilang Minyak\
Ombudsman Republik Indonesia ikut menyoroti kebakaran yang kembali terjadi di kilang minyak PT Pertamina.
Kebakaran terjadi di tangki kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11). Kebakaran diduga akibat sambaran petir yang mengarah ke tangki di tempat kejadian perkara.
Anggota Ombudsman Republik Indonesia Hery Susanto mengatakan, sistem proteksi petir pada industri minyak dan gas di Indonesia secara umum sudah mengikuti standar internasional NFPA b780, API 653, dan API RP 2003.
Baca juga: Pasca Tangki di Kilang Cilacap Terbakar, PLN Pulihkan Penyaluran Listrik ke Pelanggan
Hal tersebut berdasarkan hasil pembahasan kajian Ombudsman RI bersama ahli petir dari ITB pada 25 Oktober 2021 lalu, sebagai upaya investigasi inisiatif Ombudsman RI atas kasus kebakaran kilang minyak Balongan Indramayu Jawa Barat yang terjadi pada akhir Maret 2021.
"Sejak tahun 1995 sampai 2021 PT Pertamina telah mengalami kebakaran atau meledaknya tangki kilang minyak sebanyak 17 kali," kata Hery Susanto dikutip dari keterangan resminya, Minggu (14/11).
Standar NFPA 780 ialah bahwa tangki yang terbuat dari metal dengan ketebalan 4,8 mm bersifat self-protected terhadap dampak sambaran langsung petir, sehingga tidak memerlukan adanya proteksi petir tambahan.
Baca juga: Usut Penyebab Kebakaran Tangki di Kilang Cilacap, Mabes Polri Terjunkan Tim Labfor dan Inafis
Namun, berdasarkan statistik, Hery mengatakan, tangki minyak di Indonesia hampir setiap tahun terbakar dan meledak akibat sambaran petir.
Hal ini terutama disebabkan oleh perbedaan karakteristik petir di Indonesia yang beriklim tropis dengan karakteristik petir yang beriklim subtropis.
Standar internasional NFPA dan API disusun dengan mengacu pada kondisi di wilayah subtropis.
Perbedaan karakteristik ini menjadikan standar NFPA dan API tersebut tidak cukup untuk melindungi tangki dari sambaran petir tropis.
"Petir di Indonesia memiliki ekor gelombang yang panjang, sehingga parameter muatan arusnya lebih besar dibandingkan dari petir sub-tropis. Muatan arus petir memiliki efek leleh pada logam. Petir yang mempunyai muatan besar dapat melelehkan bahkan melubangi metal pada tangki," imbuhnya.
Hery menjelaskan, meskipun penangkal petirnya sudah sesuai dengan standar internasional namun tidak cocok dengan karakteristik petir di Indonesia.
Oleh karenanya Ombudsman meminta adanya evaluasi penangkal petir di kilang minyak yang digunakan Pertamina untuk menghindari kejadian serupa.
"Intinya perlu dievaluasi penangkal petir yang digunakan oleh kilang-kilang minyak Pertamina tersebut. Sebaiknya tetap sesuai standar internasional dan adaptasi terhadap karakteristik petir di Indonesia, maka perlu kombinasi penangkal petirnya dengan menambah penangkal petir yang sesuai dengan karakteristik petir yang dialami Indonesia," jelas Hery, seperti dilansir dari KONTAN, dengan judul Soal kebakaran di kilang minyak Pertamina, ini rekomendasi Ombudsman.
Kesaksian Warga
Salah seorang warga Cilacap, Deni Alamsyah mengatakan tangki di kilang minyak yang terbakar berada di Jalan MT Haryono, Lomanis, Cilacap Tengah.
Baca juga: Kebakaran Tangki di Kilang Pertamina Cilacap, Tak Ada Korban Jiwa, Pekerja Berhasil Dievakuasi
Menurut Deni, sebelum terjadi kebarakan wilayah Cilacap tengah diguyur hujan deras sejak waktu maghrib.
Kemudian tiba-tiba ada petir besar dan terdengar suara dentuman.
Setelah itu kobaran api dari tangki minyak Cilacap mulai terlihat.
Baca juga: Rumah di Sekitar Lokasi Tangki Kilang Pertamina yang Terbakar Dikosongkan, 80 Warga Diungsikan
"Awalnya hujan deras, lalu ada petir. Habis itu denger suara dentuman besar," kata Deni kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/11/2021).
Lebih lanjut Deni menuturkan, di rumahnya yang berada di pusat Kota Cilacap, sekitar tujuh kilometer dari lokasi kebakaran, kondisi langit kini terlihat kemerahan.
"Kalau dari kota, langit kelihatan merah," terangnya.
Satu Titik yang Terbakar
Sementara itu Kapolres Cilacap, AKBP Eko Widiantoro mengatakan kebakaran di kilang minyak Cilacap hanya terjadi di satu titik saja.
Pihaknya pun kini sudah bergerak untuk mengalihkan jalan masuk yang biasa dilalui masyarakat.
Tak hanya itu, aktivitas masyarakat sejak terjadi kebakaran pun mulai disterilisasi.
"Satu titik (kebakaran), jadi untuk parameter jarak kita sesuaikan dengan jarak aman yang ada di sana."
"Yang jelas tiktik-titik jalan masuk saat ini yang dilalui masyarakat sementara kita alihkan. Aktivitas warga sudah disterilisasi," kata Eko dalam tayangan Live Breaking News Kompas TV Sabtu (13/11/2021).
Eko menambahkan, saat ini pihaknya sudah menurunkan jajaran petugas untuk mengamankan lokasi.
Selain itu Eko juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina dan Damkar untuk menangani kebakaran kilang minyak Cilacap ini.
"Semua anggota dari Lantas Sabara, semua jajaran kita turunkan termasuk Polsek Distrik untuk mengamankan lokasi, parameter warga. Yang terpenting kita koordinasi dengan pihak pertamina, untuk Damkar juga," terangnya.