Pemerintah Diminta Tidak Menaikkan Cukai Rokok Tahun Depan
Pemerintah diminta untuk tidak menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan, seiring masih tertekannya kondisi IHT
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk tidak menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan, seiring masih tertekannya kondisi industri hasil tembakau (IHT).
"Berat sekali beban kami para petani. Mohon Pak Presiden dan Ibu Menkeu tidak melakukan kenaikan cukai utamanya untuk rokok kretek tangan," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Samukrah dalam keterangannya, Rabu (17/11/2021).
Menurutnya, kenaikan CHT berpengaruh pada penurunan produksi rokok pabrikan, yang pada akhirnya menyebabkan permintaan pasokan tembakau kepada petani berkurang.
Baca juga: Komisi XI: Industri Padat Karya Terlindungi jika Cukai Rokok Tidak Naik
Dengan hasil panen 2021 yang kurang baik akibat musim kemarau hujan, maka nasib petani tembakau akan semakin terpuruk akibat kenaikan cukai.
"Mulai 2020 hingga 2021, hasil panen tembakau kami sudah hancur karena hujan dan pandemi. Ditambah dengan kenaikan cukai, pada akhirnya kami petani yang menderita,” ujar Samukrah.
Ia menyebut, seberapa pun besaran persentase kenaikan tarif cukai yang akan ditetapkan pemerintah, membuat pabrikan menekan biaya produksi.
Baca juga: KNPK: Cukai Hasil Tembakau Naik, Rokok Ilegal Makin Subur
"Pabrikan juga harus berstrategi agar usahanya tetap lanjut, apalagi untuk SKT yang dibuat manual. Caranya dengan membeli tembakau dengan harga serendah mungkin," paparnya.
"Serapan petani tembakau semakin turun, harganya juga akan semakin turun. Tolong lah, pemerintah harus menunda kenaikan cukai," sambung Samukrah.
Dari sisi buruh, para pekerja pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah sepakat melakukan aksi demo ke istana bila pemerintah mengabaikan suara penolakan kenaikan CHT.
Sekjen Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Kudus, Badaruddin menyatakan, buruh industri rokok yang didominasi para pekerja perempuan akan semakin termarjinalkan dengan keputusan menaikkan CHT.
Selama ini, kata Badaruddin, roda perekenomian di Kudus ditopang industri hasil tembakau yang utamanya menyerap tenaga kerja perempuan.
“Kepada siapa lagi kami mau mengadu mengenai nasib buruh jika tidak langsung kepada Pak Jokowi. Kami, para buruh asal Kudus bersatu, akan melakukan aksi turun ke jalan datang ke istana, agar Pak Jokowi bisa melihat secara nyata dampak kenaikan CHT terhadap para buruh,” paparnya.