3 Tahun Alami Kerugian, Radana Finance Kini Catat Laba Rp50 Miliar Selama Kuartal 3 tahun 2021
PT Radana Bhaskara Finance Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp25 miliar hingga kuartal III-2021 setelah mencatatkan kerugian berturut-turut.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten perusahaan pembiayaan, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) membukukan laba bersih sebesar Rp25 miliar hingga kuartal III-2021 setelah mencatatkan rugi berturut-turut selama 3 tahun.
Angka tersebut naik 150% dari posisi yang sama tahun sebelumnya (yoy) dengan kerugian sebesar Rp50 miliar.
“Pertumbuhan laba bersih tersebut tidak terlepas dari kesuksesan Radana Finance dalam melakukan tranformasi bisnis di tahun 2020, di mana dilakukan penyempurnaan proses bisnis sehingga pendapatan meningkat 45 persen menjadi Rp112 miliar dibandingkan periode yang sama dan biaya operasional dapat ditekan sebesar 39% menjadi Rp80 miliar dari posisi yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp131 miliar,” kata Rizalsyah Riezky, Direktur Keuangan Radana Finance dalam keterangannya, Jumat (19/11/2021).
Faktor lain yang mendorong pertumbuhan bisnis Radana Finance adalah langkah perseroan mendukung pertumbuhan ekonomi UKM di Indonesia.
Baca juga: Soal Rencana Penghentian Operasional PLTU, Bagaimana Prospek Emiten Batubara?
Radana Finance mulai beralih dari pembiayaan konsumtif berupa pembiayaan multiguna motor dan mobil bekas menjadi pembiayaan produktif yang berupa pembiayaan anjak piutang dan pembiayaan investasi dengan jaminan asset untuk nasabah UKM di Indonesia.
“Hal ini tercermin dari komposisi portofolio Perseroan yang di awal tahun 2020 memiliki komposisi sekitar 80% pembiayaan konsumtif dan sekitar 20% pembiayaan produktif, menjadi 4% pembiayaan konsumtif (legacy) dan 96% pembiayaan produktif pada kuartal III-2021,” ungkap Milokevin Wendiady, Direktur Bisnis Radana Finance.
“Hingga September 2021, tingkat NPF-gross untuk portfolio produktif terjaga pada angka dibawah 1%. Hal ini membuat angka NPF-nett keseluruhan terjaga di angka 0% pada Kuartal III-2021,” ujar Rizalsyah Riezky.
Dari sisi posisi keuangan, Perseroan mencatatkan kenaikan pada total asset sebesar 14% (yoy) menjadi Rp999 miliar dari posisi yang sama sebelumnya sebesar Rp876 miliar.
Piutang pembiayaan juga mengalami kenaikan menjadi Rp782 miliar dari posisi sebelumnya sebesar Rp330 miliar.
Baca juga: Penjualan Meningkat, Laba Krakatau Steel Tembus Rp1 Triliun di Kuartal III-2021
Liabilitas pada kuartal III-2021 tercatat mengalami kenaikan sebesar 39% (yoy) menjadi Rp467 miliar dari posisi sebelumnya sebesar Rp335 miliar.
Ekuitas pada kuartal III-2021 dibukukan mencapai Rp531 miliar, turun 2% (yoy) dari periode sebelumnya sebesar Rp541 miliar.
Radana Finance menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp1,5 triliun pada tahun 2021.
Untuk mencapai target pembiayaan tersebut, Perseroan akan terus memperkuat 2 produk utama pembiayaan produktif yang saat ini dimiliki, yaitu pembiayaan anjak piutang (factoring) dan pembiayaan investasi berbasis aset.
Selain itu untuk mencapai target tersebut, Radana Finance juga terus berusaha memperkuat sumber pendanaan dengan pihak kreditor dan meningkatkan inovasi terhadap produk dan proses bisnis secara end-to-end, meningkatkan utilitas ekosistem digital, dan proses otomasi untuk mendukung bisnis baru, serta melakukan efisiensi biaya operasional.