Usung Konsep Transit Oriented Development, Apakah Saham Adhi Commuter Properti Potensial Cuan?
Saat ini ADCP memasuki tahap book building dan sahamnya akan dilepas dengan harga penawaran awal di rentang Rp130-Rp200.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang menempel di simpul-simpul transportasi masal, atau berjarak nol kilometer dari stasiun LRT yang diusung oleh PT Adhi Commuter Properti Tbk, anak usaha PT Adhi Karya Tbk, apakah potensial cuan ketika melantai di bursa?
PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), menggelar paparan publik, pada minggu kedua November, sebagai langkah awal menuju rencana perusahaan untuk melakukan pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) yang direncanakan pada akhir tahun ini.
Saat ini ADCP memasuki tahap book building dan sahamnya akan dilepas dengan harga penawaran awal di rentang Rp130-Rp200.
Baca juga: Tahan di Masa Pandemi, Harga Properti Tetap Naik di Kuartal IV Tahun 2021
Pengamat Pasar Modal dari MNC Asset Management, Edwin Sebayang mengatakan saham PT ADCP akan menjadi buruan investor mengingat harga penawaran yang masih berada di rentang Rp130-Rp200 ditambah dengan prospek bisnis yang cerah. Harga ini pun berpotensi naik di masa mendatang.
“Kalau hanya di level itu [Rp130-200] saya rasa pasti akan banyak diburu,” kata Edwin.
Menurut Edwin, selain sifat alami industri properti yang memang masih seksi di mata investor baik ritel maupun institusional, konsep TOD yang diusung ADCP menjadi nilai tambah tersendiri.
Pasalnya, pada dasarnya properti masih menjadi kebutuhan dan kemacetan menjadi salah satu musuh masyarakat saat ini sehingga konsep TOD ini memberikan jawaban berupa kepraktisan dan kecepatan.
Tak hanya itu, harga penawaran yang berkisar di rentang Rp120-Rp200 ini juga memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh.
Baca juga: Kasus Evergrande Dinilai Tidak Berdampak Negatif ke Sektor Properti Indonesia
Kendati demikian, Edward memberi catatan bahwa semua ini akan terealisasi seiring dengan operasi infrastruktur transportasi penyerta proyek-proyek ADCP.
Seperti diketahui, saat ini ADCP memiliki 11 proyek properti yang terintegrasi dengan simpul transportasi umum massal yakni Light Rapid Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, dan Bus Rapid Transit (BRT).
“Kalau dibandingkan dengan 11 proyek yang ada itu, semua jadi, semua beroperasi pasti potensinya ke depan bagus,” pungkasnya.
Hasil riset dari Jones Lang LaSalle IP, Inc (JLL) pada September 2021 menyebutkan bahwa konsep TOD memberikan keuntungan terhadap properti, karena merupakan bentuk strategi perencanaan dan desain untuk mencapai pembangunan perkotaan yang padu, memiliki beragam manfaat lahan, ramah pejalan kaki dan pesepeda dengan kemudahan aksesibilitas terhadap stasiun transportasi massal.
Secara umum, TOD adalah pengembangan properti seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, perumahan dan/atau hotel yang terkoneksi secara langsung, atau dalam jarak nyaman berjalan kaki maupun bersepeda (di bawah 1 km), dengan stasiun transportasi publik massal, seperti Light Rapid transit, Bus Rapid Transit ,dan Commuter Line.
Masih menurut hasil riset JLL, salah satu keunggulan utama proyek-proyek properti Adhi Commuter Properti adalah karena merupakan suatu bagian dari kawasan pengembangan campuran yang memiliki akses langsung terhadap transportasi publik. Kedekatan dengan transportasi publik dan kelengkapan fasilitas yang disediakan merupakan faktor-faktor utama yang dipertimbangkan oleh pembeli, selain keterjangkauan harga.
Corporate Secretary PT Adhi Commuter Properti Tbk, Rakhmat Adi Sampurno mengatakan Bisnis ADCP yang kini berada di Jabodetabek, sejalan dengan program pemerintah untuk pengembangan infrastruktur transportasi massal yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah mobilitas di kota metropolitan utama Indonesia.
Sebagai contoh ADCP mempunyai produk Cisauk Point dengan akses langsung terhadap commuter line, Oase Park dengan akses langsung terhadap bus station, berbagai produk tersebut merupakan kerjasama ADCP dengan pihak lain seperti PT KAI, dan Perum PPD DKI Jakarta.
Saat ini ADCP memiliki 11 proyek yang tersebar di Jabodetabek, dan 7 diantaranya berada di titik stasiun LRT Jabodebek (tahap I).
Adapun proyek, ADCP meliputi LRT City Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Member of LRT City - Grand Central Bogor, Member of LRT City - Cisauk Point, Member of LRT City - Oase Park.
“Melalui konsep hunian terintegrasi dengan transportasi massal khususnya LRT, kami optimistis bisnis yang ADCP jalankan berprospek cerah untuk kedepannya. Dampak positif perkembangan pengerjaan LRT Jabodebek bisa dilihat dari kinerja marketing sales pada kuartal ketiga 2021 yang bertumbuh signifikan sebesar 155 persen. Perolehan ini berasal dari 11 proyek perusahaan yang sedang dikembangkan dengan 4 diantaranya sudah serah terima,” ujar Adi.
Masih menurut hasil market research Jones Lang LaSalle, di Kawasan Tangerang untuk segmen Mid-Low, rata-rata take up rate (terjual) sebesar 68 persen, sedangkan produk ADCP Cisauk Point mencapai 75 persen, sedangkan di Kawasan Jakarta untuk segmen Mid-Mid, rata-rata take up rate sebesar 54 persen, sementara produk ADCP LRT City Tebet mencapai sebesar 83 persen, kemudian di Kawasan Bekasi untuk segmen Mid-Mid, rata-rata take up rate sebesar 73 persen, sementara produk ADCP LRT City Jatibening mencapai 90 persen.
Sehingga berdasarkan data tersebut tingkat penjualan rata-rata produk ADCP masih diatas rata rata serapan untuk masing masing wilayah.
Terkait rencana IPO, Adhi Commuter Properti mengadakan masa penawaran awal pada 12-25 November 2021. Setelah mendapat tanggal efektif yang diperkirakan pada 30 November 2021, ADCP akan menggelar penawaran umum pada 2-8 Desember 2021. Selanjutnya, saham ADCP akan dicatatkan secara resmi di bursa atau listing pada 10 Desember 2021.(Kompas.com)