Kisah AgenBRILink Namai Toko 'Ridho Romo', Rezeki Terus Mengalir
Menjadi AgenBRILink selama lima tahun terakhir, ia merasa sangat nyaman dan hampir tidak menemukan kekurangan selama bekerja sama dengan BRI.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Endang (43) ibu rumah tangga asal Talang Jambe, Kelurahan Talang Betutu, kota Palembang telah menjalin kerja sama dengan BRI sejak tahun 2014.
Dimulai dari Endang menerima tawaran pinjaman uang dan sukses membuka usaha depot pengisian air galon, dan berlanjut menjadi AgenBRILink dua tahun kemudian.
Kini, ia bersama suami telah mengelola tiga toko yang ada di depan rumahnya yakni Toko kelontong, depot air galon, dan konter HP.
Endang bersama suaminya, Kasyono (49) sudah membuka usaha toko sejak mereka menikah di tahun 2004. Tokonya itu dinamai " Ridho Romo", dalam bahasa Jawa yang berarti Ridho Ayah atau Doa Ayah.
Menurut Endang, nama tersebut telah menjadi pembawa rezeki ke dalam kehidupan keluarganya terutama dari segi pendapatan.
"Nama tersebut dari awal sudah ada sebelum kami kerjasama dengan BRI, nama itu diambil supaya apa yang semua kami lakukan atas ridho dari ayah atau mengandung doa," ungkap Endang saat dijumpai, Kamis (18/11/2021).
Ia menuturkan, semenjak nama tersebut dipakai berbagai rezeki seolah datang menghampirinya. Salah satunya, yang diingatnya yakni ketika Endang baru menjalin kerja sama dengan BRI beberapa bulan, kemudian menerima sebuah penghargaan.
"Saya lupa penghargaannya apa dan saya menang apa. Yang membuat saya bingung kok saya bisa menang padahal pinjaman saya waktu itu kisaran Rp 30 jutaan, sedangkan orang lain ada yang sampai ratusan juta. Di situ saya senang sekaligus bingung. Dari situ mungkin penamaan toko kami sesuai 'Ridho Romo'," tuturnya.
Menjadi AgenBRILink selama lima tahun terakhir, ia merasa sangat nyaman dan hampir tidak menemukan kekurangan selama bekerja sama dengan BRI.
"Semenjak gabung dengan BRI, saya sering dapat hadiah walaupun kadang hanya hadiah hiburan. Tapi paling utama yang saya suka dari BRI, mereka sangat terbuka soal pembagian fee. Sehingga saya tahu pendapatan per bulan saya berapa hitungannya secara transaksi, hal ini memacu diri saya agar lebih baik lagi," jelasnya.
Masa-masa sulit menjalankan usaha juga sempat dirasakan Endang dan Kasyono. Sebelumnya mereka tinggal di kawasan Kilometer 12 dan sudah membuka usaha yang sama. Selain di KM 12 cabang toko lain juga sudah dibuka di kawasan Pangkalan Balai, Banyuasin.
Namun karena tempat masih menumpang akhirnya ia dan suami pindah ke Talang Jambe sekitar tahun 2009.
"Jadi kami pernah punya tiga cabang toko. walaupun kami pindah, yang di kilometer 12 tetap buka. Tapi tak berselang lama pemasukan mulai macet," katanya.
Toko kelontong yang ada di Pangkalan Balai berangsur mulai merosot pendapatannya. Karena adanya perubahan kebiasaan di daerah tersebut, pemasukan toko pun turun drastis menjadi Rp 300 ribu per hari.
"Bayangi saja, buka toko gini masak pemasukannya kisaran Rp300 ribu. Sedangkan kebutuhan banyak. Jadi akhirnya semua toko kami bawa kesini di Talang Jambe sampai sekarang," katanya.
Usaha Kasyono dan Endang kini telah membuahkan hasil. Sebagai AgenBRILink, dalam satu pekan, transaksi perputaran uang yang Endang setor ke bank mencapai Rp225 juta dengan jumlah transaksi rata-rata per hari sebanyak 150 transaksi.
Penghasilannya sebagai salah satu AgenBRILink berkisar Rp7 juta hingga Rp10 juta per bulan. Ini belum termasuk pendapatan toko kelontong, depot air galon dan konter HP.
Dalam meraih kesuksesan, setiap pelaku usaha pastinya punya perjuangan serta cerita yang berbeda-beda. Kamu punya kisah sukses tentang bagaimana sebuah UMKM lokal berjuang meraih kesuksesan seperti Endang dengan usahanya?
Yuk, bagikan kisahnya dengan mengikuti blogging competition Lokal Bercerita. Ada hadiah hingga sepuluh juta rupiah untuk tiga artikel terpilih!
Untuk informasi lebih lanjut mengenai blogging competition Lokal Bercerita, kamu bisa langsung klik link ini.
Penulis: Rachmad Kurniawan / Editor: Vanda Rosetiati