Pasar Respons Positif terhadap Aksi Korporasi Industri Telekomunikasi
Aksi korporasi PT Indosat Tbk (ISAT) bagi-bagi dividen dinilai akan memunculkan sentimen positif di pasar modal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi korporasi PT Indosat Tbk (ISAT) bagi-bagi dividen dinilai akan memunculkan sentimen positif di pasar modal.
Aksi itu akan mendorong aksi membeli saham Indosat oleh para pelaku pasar.
Bukan hanya itu, aksi korporasi tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja atau performance bisnis Indosat lagi bagus-bagusnya.
Baca juga: Indosat GIG Tutup Layanan, Ratusan Konsumen akan Mengadu ke Kominfo dan BPKN
“Ada lonjakan pertumbuhan dari bisnis Indosat dari merugi kini bisa membukukan laba. Pasar biasanya memberikan apresiasi atau sentimen positif. Apalagi, saham Indosat termasuk saham likuid sehingga pasar selalu memberikan perhatian atau memantau perkembangan kinerja emiten Indosat,” ujar Reza Priyambada, pengamat pasar modal dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).
Pernyataan Reza ini selaras dengan keterbukaan informasi dari pasar modal.
Baca juga: MAKI Desak Kejagung Eksekusi Uang Pengganti Indosat Rp1,3 Triliun
Dalam rilisnya, dipaparkan bahwa emiten telekomunikasi berkode ISAT ini akan membagikan dividen interim sebesar Rp 4,99 triliun atau sebesar Rp 920,14 untuk setiap sahamnya untuk periode tahun buku 2021 periode tahun buku 2021. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Desember 2021.
Masih dari keterbukaan informasi disebutkan, per akhir Oktober 2021, Ooredoo Asia Pte. Ltd menggenggam 65 persen kepemilikan, PT Perusahaan Pengelola Aset 14,29 persen, dan masyarakat sebanyak 20,71 persen.
Di sisi lain, tercatat hingga kuartal III 2021 Indosat membukukan pendapatan Rp 23,06 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh 11,96 persen dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 20,59 triliun.
Dari sisi bottom line, ISAT mampu membalikkan kerugian di kuartal III/2020 menjadi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 5,8 triliun.
Sebelumnya, pada periode sama tahun sebelumnya ISAT mencatatkan rugi bersih Rp 457,5 miliar.
Reza menegaskan bahwa sentimen positif terhadap emiten ISAT tak lepas dari kondisi pasar industri Telko yang sudah terbentuk.
Artinya, pelaku pasar melihat bahwa semakin berkembangnya pasar dan teknologi, mendorong perkembangan proses digitalisasi (transformasi digital) pun semakin masif.
Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini dimana hampir semua masyarakat, mulai dari kalangan bawah sampai atas butuh layanan data yang disediakan oleh provider telekomunikasi.