KADIN: Industri Baja Indonesia Terus Maju dengan Hilirisasi dan Inovasi Digital
KADIN dan pelaku usaha akan terus mendukung langkah Krakatau Steel sebagai salah satu BUMN yang maju saat ini, dengan inovasi hilirisasi industri baja
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Logistik dan Rantai Pasok Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) mendukung inovasi industri baja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Krakatau Steel, yang meluncurkan aplikasi bernama KRASmart, sebagai wujud transformasi dan beradaptasi dengan era disrupsi sekarang ini.
Platform ini berbagai produk baja Krakatau Steel dan Group dari hulu hingga hilir ini memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi dimanapun dan kapanpun, dengan mengunduh aplikasi ini dari Google Playstore maupun App Store.
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN Indonesia, Akbar Djohan, menyatakan Krakatau Steel mengalami pertumbuhan diluar dugaan yang sebelumnya diprediksi akan pailit.
Baca juga: Pimpinan KSPSI dan KSPI Temui Ketua Kadin Bahas Kesejahteraan Buruh
Mulai dari pembenahan secara internal hingga mencapai Laba perusahaan yang besar dan sekarang lebih dekat dengan masyarakat dengan layanan Digital.
"Inovasi digital saat ini sangat diperlukan di era disrupsi saat ini, dengan berbagai tantangan dan juga peluang. Setiap Perseroan didorong untuk terus berinovasi bagi Indonesia karena harus menjadi negara maju dan mandiri," ungkap Akbar pada keterangannya, Selasa (7/12/2021).
Sekjen Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) ini menambahkan peluncuran KRASmart Marketplace merupakan momentum untuk bangkit menghadapi segala tantangan dan terus bertransformasi digital sesuai dengan kebijakan pemerintah tentunya dan menciptakan industri baja di Indonesia dengan cakupan lebih luas lagi.
Krakatau Steel menorehkan kinerja positif sepanjang Januari-September 2021.
Baca juga: Wapres Serukan Perjuangan Bangkitkan Ekonomi Saat Tutup Rapimnas Kadin Indonesia
Emiten produsen baja ini membukukan laba bersih senilai US$ 59,72 juta atau setara Rp 853 miliar per akhir kuartal III 2021.
Realisasi ini membaik dari periode yang sama tahun lalu dimana KRAS membukukan kerugian US$ 27,39 juta.
Keuntungan yang diperoleh Krakatau Steel disebabkan oleh peningkatan penjualan, peningkatan efisiensi, serta kontribusi anak perusahaan.
Ketiga hal ini merupakan hasil transformasi secara menyeluruh Krakatau Steel.
"KADIN dan pelaku usaha akan terus mendukung langkah Krakatau Steel sebagai salah satu BUMN yang maju saat ini, dengan inovasi hilirisasi industri baja, dan KADIN akan terus menjaga logistik dan rantai pasok untuk kemajuan Indonesia," tutup Akbar.