Aturan Impor Baru China Bikin Pusing Produsen Makanan dan Minuman
Produsen wiski Irlandia, cokelat Belgia, dan merek kopi Eropa sedang mencoba untuk mematuhi peraturan baru China terkait
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Plan mengatakan bahwa pada pekan lalu, GACC telah menyetujui implementasi hanya berlaku untuk barang yang diproduksi pada atau setelah 1 Januari 2022, meskipun instansi itu belum menerbitkan pemberitahuan resmi.
"Ini secara efektif memberikan penundaan untuk produk yang sudah terlanjur dikirim," jelas Plan.
Namun, beberapa diplomat dan eksportir melihat aturan tersebut sebagai hambatan perdagangan untuk produk luar negeri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perdagangan Pertanian Amerika Serikat Barat (WUSATA), Andy Anderson pun menyebut aturan baru ini sebagai hal yang kejam.
WUSATA merupakan sebuah kelompok perdagangan yang mempromosikan ekspor makanan AS.
"Kami tidak pernah mengalami sesuatu yang sekejam ini dari China," kata Anderson.
Ia pun menggambarkan aturan tersebut sebagai 'penghalang perdagangan non-tarif'.
Makanan, terutama yang didinginkan dan dibekukan, telah menghadapi penundaan yang parah saat melewati Bea Cukai di China pada tahun lalu, karena aturan pengujian virus corona (Covid-19) serta langkah-langkah desinfeksi.
Termasuk biji kopi yang tidak disangrai, minyak goreng, biji-bijian yang digiling serta kacang-kacangan yang masuk dalam 14 kategori baru yang dianggap berisiko tinggi dan harus didaftarkan pada akhir Oktober lalu oleh otoritas pangan negara pengekspor.
Sedangkan fasilitas pembuatan makanan berisiko rendah dapat mendaftarkan diri di situs web yang diluncurkan pada November lalu, namun ternyata langkah itu tidak selalu berhasil.
"Sistem China berfungsi saat ini, namun sistem Inggris dalam versi uji coba," kata Manajer Pengembangan Bisnis di Chemical Inspection and Regulation Services Ltd (CIRS) Eropa, Li Xiang yang membantu banyak perusahaan Eropa dalam proses pendaftaran.
Aturan hanya berlaku bagi fasilitas yang membuat produk jadi untuk diekspor ke China, namun hanya memberikan sedikit fleksibilitas untuk mengubah sumber atau label.
"Beberapa perusahaan minuman beralkohol asal AS telah mendaftar, namun masih belum jelas tentang syarat pelabelan. Tidak banyak waktu untuk memahami apa persyaratannya dan saya pikir itu yang menjadi perhatian utama dari keanggotaan kami," kata VP Perdagangan Internasional di Distilled Spirits Council Amerika Serikat, Robert Maron.
Sementara itu, sejauh ini tidak ada produsen wiski Irlandia yang dibantu oleh CIRS Ireland yang dapat mendaftar dalam situs itu.
Belum jelas apa yang akan terjadi jika barang tiba tanpa kode registrasi menempel pada kemasan.
"Untuk saat ini, informasi yang kami dapatkan dari otoritas (Cina) tidak akan ada tenggang waktu," pungkas Li Xiang.