BCA Bantah Keterkaitan Binance Holdings Yang Akan Buat Perusahaan Patungan di Indonesia
Binance Holdings yang dimotori oleh Changpeng Zhao akan membentuk perusahaan patungan di Indonesia.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Binance Holdings yang dimotori oleh Changpeng Zhao akan membentuk perusahaan patungan di Indonesia.
Menurut Bloomberg, Jumat (10/12/2021) dengan bekerjasama dengan PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Telkom Indonesia.
Namun Direksi BCA membantah hal tersebut kepada Tribunnews.com.
"Dapat kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Manajemen BCA tidak pernah mendiskusikan hal tersebut," ungkap sumber Tribunnews.com Minggu (12/12/2021).
Direksi Bank BCA sendiri telah mengoreksi bahwa pemberitaan Bloomberg tersebut tidak benar.
Upaya membuat usaha patungan itu diungkapkan kali pertama oleh Bloomberg, Jumat (10/12/2021) berdasarkan sumber anonim.
“Binance Holdings sedang dalam pembicaraan dengan keluarga terkaya di Indonesia, Hartono dan operator telekomunikasi milik negara untuk mendirikan bursa kripto, menurut orang-orang yang mengetahui hal itu,” tulis Bloomberg.
Selain itu Bloomberg menambahkan, "Ahmad Reza, Head of Corporate Communications and Investor Public Relations Telkom Indonesia, mendapat peluang baru untuk bermitra dengan vendor-vendor besar melalui MDI Ventures, sebuah perusahaan modal ventura, mengingat potensi pasar blockchain dan cryptocurrency, katanya sedang mempertimbangkan. Seorang pejabat BCA mengatakan direksi bank belum membahas investasi strategis tersebut."
Keluarga Hartono, yang juga pemilik perusahaan Djarum adalah penguasa saham terbesar, sekitar 51 persen di BCA sejak Desember 2010.
Data di situs resmi BCA, per 31 Oktober 2021 keluarga Hartono, lewat PT Dwimuria Investama Andalan menguasai 54,94 persen saham perusahaan publik itu.
Budi Hartono dan Michael Hartono masih bergelar orang terkaya di Indonesia, versi majalah Forbes tahun 2021.
Jika kemitraan antara Binance, BCA dan PT Telkom benar terwujud, maka itu akan menjadi kemitraan terbesar di industri kripto di wilayah Asia.
Grup Djarum sendiri punya perusahaan ventura, GDP Venture yang belum lama ini berinvestasi di perusahaan crypto exchange asal Selandia Baru, Easy Crypto.
Dilansir dari TechinAsia, 8 Oktober 2021 lalu, dana segar yang diperoleh Easy Crypto hendak digunakan untuk mengakselerasi perkembangan perusahaan dan melakukan ekspansi ke Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara.
CEO Easy Crypto, Janine Grainger menilai investasi ini menjadi tonggak penting bagi perusahaannya dan masa depan teknologi blockchain.
Selain berinvestasi di GoJek, GDP Venture juga punya portfolio di sejumlah media, di antaranya adalah Kumparan, IDNTimes, Narasi, Kaskus, Opini.id dan lain sebagainya.