Jembatan Kanal Antang Telan Biaya Rp 66,5 Miliar, Jadi Penghubung Dua Kabupaten
PT Antang Gunung Meratus (AGM) bangun Jembatan Kanal Antang di Sei (Sungai) Puting, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Antang Gunung Meratus (AGM) bangun Jembatan Kanal Antang di Sei (Sungai) Puting, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, yang mencakup pelebaran penampang kanal untuk perlintasan kapal angkut batubara.
CSR Superintendent PT AGM Syamsul Bahri menerangkan, total dana yang dikeluarkan untuk pembangunan Jembatan sebesar Rp 66.5 miliar. Syamsul menerangkan, sebelum ada jembatan tersebut, dua kabupaten yang berbatasan yakni Tapin dan Barito Kuala terpisahkan oleh sungai dan hanya bisa dilewati dengan menggunakan perahu.
"Sehingga untuk menyeberang hanya bisa menggunakan kapal ferry. Berkat jembatan Kanal Antang, akses masyarakat Kabupaten Tapin semakin terbuka dan bisa menguhubungkan 2 kabupaten. Keberadaan jembatan dan overpass tersebut terbukti mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya, Senin (13/12/2021).
Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Percepat Konektivitas Penanganan Dampak Erupsi Semeru
Syamsul menuturkan, keberadaan jembatan Kanal Antang juga akan membantu arus mobilisasi masyarakat jelang momen libur tahun baru. Sebelumnya, kapasitas kapal Ferry hanya 2 mobil, 1 truk, dan 6 sepeda motor.
“Sebelumnya, waktu antri kapal ferry penyeberangan disaat peak season bisa mencapai 1-2 jam sampai antrian kendaraan mengular, tetapi saat ini hanya beberapa menit saja,” ucap Syamsul.
Jembatan Kanal Antang yang menjadi bagian jalan nasional dan dan diresmikan pada tanggal 11 Februari 2020, kini semakin memiliki peran vital bagi kelancaran distribusi produk pertambangan, termasuk batubara milik AGM. Aksesibilitas dan mobilitas lalu lintas Jalan Marabahan – Margasari pun kini semakin mudah.
Langkah AGM membangun jembatan, kata Syamsul, membawa efek positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah kota/kabupaten di Provinsi Kalimanatan Selatan.
"Keberadaan jembatan yang dibangun melalui dana CSR ini, mampu membuka akses dan mendongkrak ekonomi masyarakat. Denyut nadi ekonomi warga dua kabupaten lebih terasa karena distribusi barangpun semakin lancar," terangnya.
Syamsul menjelaskan, keberadaan jembatan ini sangat penting bagi kelancaran transportasi dan peningkatan ekonomi masyarakat, tidak hanya masyarakat di wilayahnya tetapi juga masyarakat Kalimantan Selatan. Keberadaan jembatan juga tidak mematikan fungsi sungai sebagai sarana transportasi masyarakat.
Baca juga: Jembatan Gladak Perak di Lumajang Runtuh, Pemerintah Kaji Pembangunan Jembatan Darurat
Pada tanggal 8 Februari 2020, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono ikut meresmikan Jembatan Kanal Antang. Bapak Menteri Basuki sangat mengapresiasi pembangunan jembatan yang merupakan sarana dan prasarana di jalan nasional yang berasal dari dana CSR.
"Biasanya pembangunan jembatan menggunakan APBN atau KPBU. Program ini patut diapresiasi dan bisa dijadikan model bagi perusahan-perusahaan lain (CSR dalam bentuk infrastuktur). Model seperti ini bisa mempercepat pembangunan prasarana bagi masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian," ujar Basuki.