LPEI Fasilitasi Akses Pasar Ekspor Produk UKM Makanan-Minuman ke Singapura dan Malaysia
Penjajakan perluasan akses tersebut dilakukan lewat business matching melalui Business Indonesia Singapore Association (BISA)
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menggandeng Export Center Surabaya Kementerian Perdagangan untuk membuka akses pasar ekspor UKM di sektor usaha makanan minuman (mamin) ke Singapura dan Malaysia.
Penjajakan perluasan akses tersebut dilakukan lewat business matching melalui Business Indonesia Singapore Association (BISA), distributor produk mamin Indonesia ke Singapura, serta buyers dari Malaysia.
"Melalui business matching ini diharapkan para pelaku usaha mendapatkan peluang akses pasar baru," kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R.Gerald Setiawan Grisanto, Jumat (17/12/2021).
Para buyers dari Singapura dan Malaysia mendapat pendampingan Atase Perdagangan Singapura dan Malaysia.
Baca juga: Ekspor Indonesia Cetak Rekor Tertinggi pada November 2021, Berhasil Capai 22,84 Miliar Dolar AS
Business matching diselenggarakan melalui daring diikututi 21 pelaku usaha dari berbagai provinsi, mitra binaan Coaching Program for New Exporters (program CPNE) dari 2016 hingga 2021.
"Kegiatan ini menjembatani pemenuhan kebutuhan akan informasi yang harus diketahui oleh para pelaku usaha Indonesia secara langsung dari potential buyers, jenis produk, standar kualitas produk, persyaratan lainnya yang diinginkan pasar di Singapura dan Malaysia, serta pengalaman lainnya yang dialami," paparnya.
Baca juga: Single Submission Permudah Pengurusan Izin Ekspor Impor
Dia mengatakan, LPEI memiliki program jasa konsultasi untuk membantu mengatasi kendala yang dihadapi para pelaku UKM berorientasi ekspor, baik aspek finansial maupun non-finansial.
“Kami memberikan pelatihan melalui Program CPNE bagi pelaku UKM berorientasi ekspor atau yang belum melakukan ekspor secara mandiri, mencari peluang pasar di era digital melalui Program Marketing Handholding," ujarnya.
Baca juga: November, Impor Indonesia Naik 18,62 Persen MtM Jadi 19,33 Miliar Dolar AS
Pihaknya juga melakukan pendampingan kepada kelompok atau klaster yang berpotensi memiliki komoditas unggulan berkelanjutan melalui Program Desa Devisa.
Gerald menjelaskan, mitra binaan LPEI yang dinilai siap atau bankable dapat diberikan pembiayaan.
Baca juga: Aturan Impor Baru China Bikin Pusing Produsen Makanan dan Minuman
Misalnya, mitra binaan CPNE asal Jawa Tengah yang memproduksi briket arang batok mendapatkan fasilitas pembiayaan PKE UKM dan bisa mengekspornya ke Timur Tengah.
Hingga November 2021 sebanyak 2.706 UKM dari 15 kota telah mengikuti pelatihan secara hybrid maupun online dan 75 pelaku usaha yang telah berhasil melakukan ekspor perdana melalui Program CPNE.