Gandeng Surveyor Indonesia, Pertamina Rosneft Tingkatkan TKDN di Kilang Tuban
PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia menggandeng PT Surveyor Indonesia untuk vendor assessment proyek New Grass Root Refinery.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia menggandeng PT Surveyor Indonesia (PTSI) dalam melaksanakan vendor assessment untuk menggarap proyek New Grass Root Refinery (NGRR) di Tuban Jawa Timur.
Hal ini bertujuan untuk memastikan para vendor memenuhi nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam kerja samanya.
Direktur Komersial Surveyor Indonesia Saifuddin Wijaya mengatakan, pihaknya siap memberi dukungan dari mulai tahap perencanaan, lelang dan pelaksanaan pada project NGRR Tuban.
"Melalui ini, Surveyor Indonesia bermaksud untuk mendapatkan pemetaan kemampuan produksi dalam negeri, sehingga ke depan dapat dilakukan vendor assessment yang mampu mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri di project NGRR Tuban," ujar Saifuddin yang ditulis Sabtu (18/12/2021).
Baca juga: Pertamina Dinilai Lambat Bangun Kilang, PKS: Ahok Jangan Banyak Bicara
Kepala MPKKKS (Manajer Proyek Kontraktor Kontrak Kerjasama) Divisi Bisnis Infrastruktur PT Surveyor Indonesia, Setiyo Agung Wibowo menyampaikan, biasanya verifikasi dilakukan setelah proyeknya selesai, namun khusus untuk proyek NGRR Tuban yang merupakan kilang minyak terbesar di Indonesia saat ini dilakukan diawal.
Baca juga: Krisis BBM Selama 2 Bulan di Raja Ampat, Pertamina Sebut Imbas Sengketa Lahan
"Kami memang benar-benar merencanakan dari awal vendor mana saja yang sanggup menyediakan TKDN, sehingga kontraktor akan tahu pada saat lelang terkait peralatan yang dipakainya," papar Setiyo.
Ada sekitar 4.500 item barang yang akan digunakan dalam proyek NGRR Tuban, Pertamina ini.
Baca juga: Komisi VI DPR Desak Pertamina Evaluasi Keamanan Kilang Minyak
“Pertamina Rosneft minta PT Surveyor Indonesia (PTSI) agar desain maupun spesifikasi barang-barang yang dibutuhkan dalam proyek tersebut bisa diproduksi di dalam negeri dan tidak mengutamakan barang-barang impor,” tutur Setiyo.
"Dengan item barang sebanyak itu, PTSI membutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk melakukan vendor assessment yang berpartisipasi dalam pengadaan barang," sambungnya.
Head Engineering PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Agus Suryono menyatakan, untuk menggenjot TKDN pihaknya harus menggandeng PTSI untuk memberikan pendampingan, identifikasi, verifikasi hingga validasi bagi vendor list yang dimiliki oleh perusahaannya.
"Asesmen terhadap vendor list yang ada di Pertamina Rosneft perlu dilakukan agar kami mendapatkan profil yang nyata terkait vendor-vendor yang bisa memasok barang bagi proyek di Tuban, dan mereka bisa menyiapkan tools dengan nilai TKDN yang tinggi," papar Agus.