Berbasis IoT, Fitur Canggih Ini Siap Jadi Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir
perusahaan solusi teknologi informasi dan komunikasi Lintasarta mengenalkan sistem peringatan dini bencana banjir berbasis IoT
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banjir kini menjadi salah satu jenis bencana alam yang setiap tahun harus lebih sering diantisipasi mengingat dampak kerugian jiwa dan kerusakan material dan infrastruktur yang sangat besar yang ditimbulkannya.
Merespon hal itu, perusahaan solusi teknologi informasi dan komunikasi Lintasarta mengenalkan sistem peringatan dini bencana banjir (early warning system) berbasis IoT (Internet of Things).
Teknologi ini diyakini akan sangat membantu pemerintah kota/daerah mendeteksi dini sekaligus menanggulangi banjir di wilayahnya.
Baca juga: Bantu Warga Terdampak Banjir, PDIP Serahkan Perahu dan Ambulans ke Baguna
Fitur canggih tersebut untuk pertama kalinya ditampilkan dalam acara peluncuran 5G Indosat Ooredoo yang diselenggarakan pada 16 Desember 2021 di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Acara ini sekaligus mendukung persiapan Ibu Kota Negara (IKN) di Indonesia yang berlokasi di Penajam Paser Utara yang berdekatan langsung dengan kota Balikpapan.
Ginandjar, Lintasarta Marketing and Solution Director mengemukakan solusi deteksi dini banjir ini sekaligus sebagai upaya perusahaannya mendukung pemerintah Indonesia mempersiapkan Ibu Kota baru, melalui solusi kota pintar atau smart city.
Baca juga: Terminal 3 Bandara Soetta Terendam Banjir, Pengelola Ungkap Penyebabnya
"Fitur early warning system akan memberikan notifikasi peringatan melalui beberapa kanal seperti website (desktop/command center), mobile apps, dan SMS," ungkap Ginandjar, Rabu (22/12/2021).
Notifikasi ini akan muncul ketika sensor mengindikasikan terdapat insiden yang sudah melebihi parameter tertentu.
Dia menjelaskan, konsep kota pintar tidak selalu terkait dengan teknologi, tetapi juga perubahan sikap masyarakatnya.
Selain dari sensor IoT water level, fitur early warning system yang dimiliki SKOTA Data by Lintasarta juga memungkinkan pemerintah menerima laporan secara real-time dari masyarakat terkait insiden yang terjadi di lokasi tertentu, termasuk banjir.
"Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan data yang ditampilkan,” kata Ginandjar.
Ginandjar memaparkan, SKOTA merupakan Solusi Kota milik Lintasarta yang membantu industri pemerintahan dalam memberikan layanan smart city terbaik pada masyarakat kota dan daerah.
SKOTA menawarkan solusi menyeluruh yang terbagi dalam beberapa tahapan, mulai dari perencanaan, implementasi, hingga sosialisasi pada masyarakat.
Adapun data yang diintegrasikan oleh solusi ini mencakup informasi kota, aplikasi OPD, e-Government, Internet of Things (IoT), CCTV, sistem kesehatan, smart farmer, smart tourism, smart campus atau sistem pendidikan, sistem ekonomi, laporan masyarakat, dan lain-lain.
Selain early warning system, SKOTA Data by Lintasarta juga dilengkapi dengan fitur-fitur lain.
Diantaranya, data integration; IoT monitoring; geospatial visualization – menampilkan data berdasarkan sumber lokasi data; dan big data analytics – menampilkan data dalam bentuk table/grafik yang sudah diolah dan dikorelasikan antar data sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan.
Didukung dengan teknologi canggih dari para partner ternama, SKOTA Data by Lintasarta kini sudah diimplementasikan di berbagai kota di Indonesia, termasuk salah satunya di Badung, Bali dan Mimika, Papua.
“Membangun Indonesia melalui teknologi menjadi komitmen Lintasarta selama lebih dari 33 tahun, dan kolaborasi sebagai salah satu kunci sukses dalam mendukung tujuan tersebut,” ucap Ginandjar.
Acara peluncuran solusi peringatan dini banjir berbasis IoT ini dihadiri jajaran direksi Indosat Ooredoo termasuk Vikram Sinha - Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, dan Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM.
Hadir pula, Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor; Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud; Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Budi Santosa Purwokartiko; dan Head of Mobile Networks Nokia Indonesia, Frederic Chapelard.