Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Respon Direktur Utama Garuda Indonesia Terkait Potensi Delisting di BEI

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan segera merespon surat dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait potensi delisting

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Respon Direktur Utama Garuda Indonesia Terkait Potensi Delisting di BEI
TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Respon Direktur Utama Garuda Indonesia Terkait Potensi Delisting di BEI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan segera merespon surat dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait potensi delisting atau penghapusan pencatatan saham Garuda di Bursa.

"Sesuai dengan surat (dari BEI) tentu kami akan paparkan segera," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat dihubungi, Selasa (21/12/2021).

Namun, Irfan tidak dapat menjelaskan secara detail poin utama apa yang akan disampaikan ke pihak BEI, karena saat ini masih melakukan komunikasi dengan Kementerian BUMN.

"Nanti ya, kami tentu selalu koordinasi dengan Kementerian
BUMN," ucap Irfan.

Mengutip keterbukaan informasi, BEI menyampaikan pengumuman potensi delisting perusahaan tercatat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tercatat di papan utama No. Peng-00024/BEI.PP2/12-2021. Surat tersebut ditandatangani Kepala Divisi
Penilaian Perusahaan 2 BEI Vera Florida dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdangan BEI Irvan Susandy, pada 20 Desember 2021.

"Bagi pihak yang berkepentingan terhadap Perseroan, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan Ibu Mitra Piranti dengan nomor telepon 021-25601010," kata Vera dalam keterbukaan informasi.

Vera menjelaskan, potensi delisting saham GIAA merujuk pada pengumuman Bursa No. Peng-SPT-00011/BEI.PP2/06-2021 tanggal 18 Juni 2021 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Baca juga: Dirut Garuda Indonesia Sebut Kelancaran Proses PKPU Jadi Titik Balik Pemulihan Kinerja Perseroan

Berita Rekomendasi

Kemudian, mengacu pada Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa, Bursa dapat menghapus saham
Perusahaan Tercatat apabila:

a. Ketentuan III.3.1.1, Mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau
terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

b. Ketentuan III.3.1.2, Saham Perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat)
bulan terakhir.

"Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Perseroan) telah disuspensi selama 6 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 18 Juni 2023," tulis Vera.

Adapun pemegang saham Garuda Indonesia saat ini yaitu negara Republik Indonesia sebanyak 15.670.777.621 lembar atau 60,54 persen. Kemudian, PT Trans Airways sebanyak 7.316.798.262 lembar saham atau 28,27 persen, dan saham masyarakat mencapai 2.899.000.371 atau 11,19 persen.

Meski terancam delisting namun maskapai pelat merah tersebut mencatat tren pergerakan penumpang hingga awal kuartal tiga 2021, mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengatakan, peningkatan pergerakan penumpang pada kuartal tiga 2021 khususnya pada Agustus 2021 mencapai 83,14 persen.

Baca juga: Respons Potensi Delisting di Bursa Saham, Manajemen Garuda Tegaskan Fokus Pemulihan Kinerja

"Hal ini tentunya menjadi optimisme kami, meski belum dikatakan pulih secara menyeluruh tetapi ini menunjukan iklim industri penerbangan semakin kondusif," kata Irfan.

Irfan juga mengungkapkan, meningkatnya pergerakan penumpang ini tentunya mendukung pemulihan kinerja yang Garuda Indonesia yang sedang dilaksanakan terutama proses restrukturisasi yang sedang berlangsung.

Selain itu Irfan juga menyebutkan, tahun 2022 akan menjadi tahun konsolidasi bagi Garuda dan tentunya akan lebih berupaya mengurangi beban biaya operasional serta menyesuaikan fixed
cost menjadi variable cost.

"Kami berharap langkah ini dapat didukung oleh seluruh pihak, terutama kreditur Garuda, mengingat ini menjadi milestone penting dalam upaya kami bertransformasi menjadi Perusahaan yang semakin sehat," kata Irfan.

Selain itu Garuda Indonesia mencatat adanya pertumbuhan lalu lintas penerbangan kargo internasional mencapai 89,66 persen hingga kuartal tiga 2021 dibandingkan 2020.

"Lini bisnis kargo ini menjadi salah satu penopang penting dalam hal pendapatan Garuda Indonesia. Peningkatan lalu lintas penerbangan kargo ini, juga selaras dengan adanya peningkatan tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukan sinyal
positif," Irfan.

Irfan juga menjelaskan, Garuda Indonesia optimis performa kinerja usaha akan mengalami pertumbuhan yang kondusif dan akan menjadi basis pemulihan kinerja yang akan terus diakselerasi. (Tribun Network/har/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas