Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pimpinan Komisi VII Dukung Penghapusan Premium, Tapi Harus Ada Insentif

Penghapusan BBM beroktan rendah seperti premium saat ini sudah dilakukan di berbagai kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pimpinan Komisi VII Dukung Penghapusan Premium, Tapi Harus Ada Insentif
HANDOUT
Ilustrasi - SPBU Pertamina 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mendukung langkah pemerintah menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada tahun depan. 

"Prinsipnya penghapusan premium itu suatu yang tidak terelakan, karena memang kita harus berbicara bahan bakar beroktan lebih tinggi," kata Eddy saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).

Menurutnya, penghapusan BBM beroktan rendah seperti premium saat ini sudah dilakukan di berbagai kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera. 

Dengan demikian, masyarakat sudah terdorong menggunakan BBM beroktan lebih tinggi seperti pertamax yang lebih ramah lingkungan. 

"Itu tidak ada gejolak yang timbul. Tapi perlu diperhatikan oleh Pertamina bahwa pengurangan ini tidak terjadi sekoyong-koyong (tiba-tiba), dalam tahapan tertentu supaya masyarakat tidak kaget," ujarnya.

Baca juga: Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Pertamina: Belum Ada Keputusan Resmi

Selain dilakukan bertahap, Eddy pun meminta pemerintah memberikan insentif untuk BBM beroktan tinggi agar selisih dengan premium tidak terpaut jauh. 

BERITA TERKAIT

"Hal ini akan menggerakan masyarakat menggunakan BBM beroktan lebih tinggi. Di samping itu, kendaraan roda empat yang baru juga sudah tidak menerima premium lagi, sehingga secara otomatis masyarakat sudah memahami dan pasti gunakan BBM oktan lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: Komisi VII DPR Minta Pemerintah Sediakan BBM Murah Jika Premium Dihapus

Sebelumnya, pemerintah akan menghapus BBM jenis premium dan pertalite, sebagai upaya memperbaiki kondisi lingkungan. 

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih yang dikutip dalam Web Ditjen Migas Kementerian ESDM. 

Baca juga: Penghapusan BBM Premium Disebut Sulit Terjadi pada 2022, Bikin Mafia Rugi?

Menurutnya, premium saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja dan  volume yang digunakan pun sangat kecil, seiring naiknya kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik. 

Soerja menyatakan, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan, di mana nantinya pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik. 

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas