Kinerja Positif LPKR dan Anak Usahanya Berlanjut di Tahun 2022
Proyek di Lippo Karawaci diyakini akan menopang penjualan mayoritas properti LPKR dan selanjutnya adalah Lippo Cikarang.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan dua anak usahanya, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) dan PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), diprediksi terus bertumbuh di tahun 2022.
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa memprediksi LPKR mampu menumbuhkan pendapatan menjadi Rp17,1 triliun dengan perolehan laba bersih Rp233 miliar pada tahun 2022 yang ditopang oleh penjualan apartemen dan rumah tapak.
Yasmin menyebutkan proyek di Lippo Karawaci akan menopang penjualan mayoritas properti LPKR dan selanjutnya adalah Lippo Cikarang.
Per September 2021, proyek di Lippo Karawaci berkontribusi terhadap 56,8% penjualan LPKR, sedangkan di Lippo Cikarang berkontribusi 39,5%.
"Penjualan di Lippo Cikarang ditopang proyek apartemen di Orange County dan rumah tapak Waterfront Estates."
Baca juga: Sektor Properti Telah Pulih, Pra Penjualan LPKR Diprediksi Naik 12 Persen pada 2022
Di sektor kesehatan, SILO berhasil meningkatkan kontribusi pendapatan non-Covid-19 menjadi 96% pada September 2021.
SILO berkontribusi 54% dari total pendapatan LPKR per kuartal ketiga tahun 2021.
Baca juga: Penjualan Unit DIRE ke Investor Jepang Berdampak Positif Terhadap LPKR
Ciptadana Sekuritas memprediksi SILO mencatatkan pendapatan Rp9,77 triliun dan laba Rp722 miliar pada tahun 2022, meningkat dari proyeksi pendapatan pada tahun 2021 yang sebesar Rp8,12 triliun dengan laba bersih Rp622 miliar.
RHB Sekuritas Indonesia juga memprediksi SILO berpotensi meraih pendapatan Rp8,74 triliun dan laba bersih Rp641 miliar di tahun 2022. Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha.
Baca juga: Tiga Bisnis Utama LPKR Bertumbuh pada 2021
CEO LPKR John Riady memandang optimistis sektor properti pada tahun 2022, setelah mengalami pemulihan signifikan pada tahun 2021, serta sektor kesehatan yang kian bertumbuh di Indonesia.
Hal ini juga didukung oleh sejumlah insentif dari Pemerintah, suku bunga rendah, dan tingginya permintaan di segmen milenial.
“Bisa dibilang sektor properti selama pandemi justru dipilih menjadi sarana investasi yang fungsional oleh golongan milenial. Sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia."
"Di sisi lain, industri kesehatan juga merupakan mesin pertumbuhan bagi perekonomian nasional ke depan. Ke depan, masyarakat kian sadar tentang kesehatan dan pencegahan penyakit seiring imbas pandemi,” sebutnya.