Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penghapusan Premium dan Pertalite Bisa Picu Kenaikan Tarif Jasa Kurir

Menurut Asperindo, kenaikan biaya energi seperti BBM dapat memicu kenaikan tarif jasa pengiriman.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penghapusan Premium dan Pertalite Bisa Picu Kenaikan Tarif Jasa Kurir
dok.
Aktivitas sortir kiriman paket di gerai SiCepat Ekspres. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pelaku industri jasa ekspedisi pengiriman barang menanggapi dampak dari potensi kenaikan biaya energi, terutama pada tahun 2022 mendatang.

Wacana penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite tengah mencuat seiring upaya pemerintah melalui Kementerian ESDM yang ingin lebih fokus pada penggunaan BBM yang ramah lingkungan.

Pemerintah juga berencana melakukan penyesuaian tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi pada semester II-2022.

Biaya energi lainnya juga naik seiring langkah PT Pertamina (Persero) yang telah mengerek harga gas LPG ukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Harga LPG ukuran 3 kg tidak mengalami kenaikan lantaran masih disubsidi pemerintah.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) M. Feriadi mengaku, saat ini salah satu komponen biaya terbesar di perusahaan-perusahaan jasa pengiriman adalah biaya BBM.

Baca juga: Siap-siap, Harga Makanan-Minuman Bakal Naik Jika Biaya Energi Meningkat

Namun Asperindo tidak memiliki data yang spesifik dan akurat terkait besaran biaya terebut.

BERITA TERKAIT

Yang pasti, kenaikan biaya energi seperti BBM tentu dapat memicu kenaikan tarif jasa pengiriman.

Baca juga: Pemerintah Akan Hapus Premium dan Pertalite, Berikut Tanggapan dari Pertamina, YLKI dan Pengamat

“Tapi kenaikan ini akan sangat berbeda pada tiap perusahaan anggota Asperindo,” tutur dia, Selasa (28/12/2021).

Selain itu, beberapa perusahaan jasa pengiriman sudah ada yang mulai menggunakan kendaraan listrik untuk melayani pengantaran barang di dalam kota, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap BBM.

Baca juga: Premium dan Pertalite Direncanakan Dihapus, Pertamina Tegaskan Belum Ada Keputusan Resmi

Namun jumlah pengguna kendaraan listrik di sektor tersebut masih tergolong terbatas.

Iwan Senjaya, Key Account Manager J&T Express menyebut, jika kenaikan biaya energi benar-benar terjadi, maka pihak J&T Express akan mempertimbangkan penyesuaian tarif logistik berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan.

Manajemen J&T Express pun telah siap menghadapi perubahan yang ada, mengingat sejak awal perusahaan ini telah melakukan banyak investasi alat dan fasilitas hingga efisiensi bisnis.

“Maka untuk tahun depan harusnya tidak menjadi masalah, karena fokus utama kami adalah untuk menjadi perusahaan yang berkembang dan efisien,” ujarnya, Selasa (28/12/2021).

Laporan Reporter: Dimas Andi

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas