Jokowi Buka Perdagangan Saham, IHSG Menghijau Awal 2022
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perdagangan saham awal 2022 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perdagangan saham awal 2022 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Mengutip data RTI pada pukul 09.01 WIB, IHSG menguat 0,19 persen atau 12,54 poin ke posisi 6.594,02, di mana ada 185 saham menguat, 118 saham melemah, dan 253 saham tidak mengalami perubahan.
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan semua pihak mesti bersyukur karena kenaikan IHSG pada tahun lalu telah memberikan imbal hasil sebesar 10,1 persen.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Melemah, Berikut Saham-saham yang Direkomendasikan
"Kalau dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Singapura, kita juga masih paling atas. Singapura 9,8 (persen), Malaysia minus 3,7 (persen), Filipina 0,2 (persen)," kata Jokowi.
Selain itu, kata Jokowi, jumlah investor pasar modal juga terus mengalami peningkatan setiap tahun yang kini mencapai 7,4 juta investo.
"Utamanya ritel dari anak muda milenial, gen Z. Kami harapkan terus membesar dan akan memberikan dorongan kepada pertumbuhan ekonomi negara kita," tutur Jokowi.
Pada penutupan sesi terakhir perdagangan 2021, IHSG melemah 19,195 poin atau 0,29% ke level 6.581.
Baca juga: IHSG Pada 2021 Berjaya dan Sempat Catat Rekor Sepanjang Masa, Bagaimana di Tahun 2022?
Pada penutupan perdagangan, Kamis (30/12/2021), terdapat 209 saham menguat, 342 saham melemah dan 130 saham stagnan.
Transaksi perdagangan mencapai Rp10,2 triliun dari 26,2 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, sejak akhir 2020 hingga 17 Desember 2021, jumlah Single Investor Identification (SID) investor pasar modal Indonesia tumbuh 89,58 persen menjadi 7,3 juta SID.
Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Naik, Berikut Deretan Saham yang Layak Dicermati
Jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 3,4 juta SID yang memiliki aset saham, 6,7 juta SID memiliki aset reksa dana dan 607.000 SID memiliki aset SBN.