Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prediksi Perdagangan Saham di Awal Tahun 2022

Kekhawatiran terhadap varian baru Omicron diprediksi mewarnai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Prediksi Perdagangan Saham di Awal Tahun 2022
Tribunnews/Jeprima
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kekhawatiran terhadap varian baru Omicron diprediksi mewarnai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (3/1/2022).

Pada awal tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun diperkirakan bergerak sideways cenderung menurun di hari perdagangan pertama2022.

Pada perdagangan akhir tahun 2021, Kamis (30/12/2021), IHSG ditutup di level 6.581,48 di akhir tahun 2021. Indeks saham melandai 19,19 poin atau 0,29%.

Baca juga: Hari Terakhir 2021 IHSG Turun 0,29 Persen, Tapi Sepanjang Tahun Ini Naik 10,08 Persen

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan, IHSG akan kembali bergerak sideways dalam rentang harga 6.550 hingga 6.630 pada hari ini.

"Secara teknikal, IHSG masih rawan aksi jual, mengingat harga yang tertahan di level pivot 6.580 disertai indikasi overbought pada stochastic RSI," jelas Valdy dalam risetnnya, Jumat (31/12/2021).

Sementara, Analis Dennies Christoper Jordan mencermati, secara teknikal, candlestick membentuk lower high dan lower low. Indikator stochastic membentuk dead cross, mengindikasikan potensi pelemahan.

Dennies menambahkan, pada perdagangan Senin, investor masih akan fokus mencermati kenaikan kasus varian baru omicron di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca juga: IHSG Pada 2021 Berjaya dan Sempat Catat Rekor Sepanjang Masa, Bagaimana di Tahun 2022?

Berita Rekomendasi

Kenaikan kasus omicron di dalam negeri juga jadi perhatian, meski belum signifikan jumlahnya.

Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya juga memperkirakan IHSG melemah hari ini dengan support di 6.540 dan resistance di 6.600.

Alasannya, bursa AS ditutup melemah akhir tahun lalu, seiring kekhawatiran investor terhadap inflasi yang bertahan tinggi, kenaikan kasus omicron di AS, serta turunnya harga minyak.

Valdy menambahkan, pergerakan IHSG juga akan merefleksikan respons pelaku pasar pada data indeks manufaktur China dan Indonesia di Desember 2021.

Keduanya diperkirakan berada di atas batas ekspansif, level 50, sejalan dengan kecenderungan peningkatan permintaan akhir tahun.

Baca juga: IHSG Selasa Ditutup Gemilang, Berikut Rekomendasi Para Analis Untuk Perdagangan Rabu

Selain itu, dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati realisasi inflasi Desember 2021.

Inflasi diperkirakan masih stabil di level rendah, walau terjadi kenaikan harga beberapa bahan pangan.

Di samping data-data ekonomi, pelaku pasar juga mengantisipasi perkembangan Covid-19 pasca libur akhir tahun.

Menurut Valdy, saham-saham sektor kesehatan dapat diperhatikan kembali. (Ika Puspitasari/Kenia Intan/Kontan)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas