Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi, Berikut Kekayaan Para Bos Besar Sawit Indonesia
Harga ini jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.000 per liter yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Harga minyak goreng melambung hingga lebih dari 100 persen dalam tiga bulan belakangan.
Hal ini tentu dikeluhkan oleh masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
Saat ini harga minyak goreng di pasaran mencapai Rp 18.000 per liter. Bahkan di beberapa daerah, harga minyak goreng berada di atas Rp 20.000 per liter.
Harga ini jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.000 per liter yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
Baca juga: Untuk Apa Ada HET, Kalau Produsen Minyak Goreng Bebas Melanggar
Para produsen minyak goreng yang menaikkan harga berdalih, ada lonjakan harga CPO di pasar global.
Seperti diketahui, perkebunan kelapa sawit di Indonesia sejauh ini paling banyak terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera.
Sebagian perkebunan kelapa sawit besar lainnya berada di Sulawesi dan kini juga perlahan mulai banyak merambah Papua.
Setelah menyalip posisi Malaysia beberapa tahun lalu, Indonesia sendiri kini tercatat menjadi produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia.
Baca juga: Pemerintah Sediakan Minyak Goreng Seharga Rp 14 Ribu Per Liter, Pedagang Pasar: Seperti Cari Untung
Tak heran, banyak pemilik perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak goreng adalah para pengusaha yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia.
Selain memiliki pabrik kelapa sawit sendiri, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit hingga puluhan ribu hektare, bahkan ratusan ribu hektare.
Beberapa pengusaha nasional ini bahkan menguasai ratusan ribu hektar perkebunan sawit. Berikut daftar konglomerat yang kaya raya dari bisnis pabrik minyak goreng di Indonesia:
Martua Sitorus adalah sosok di balik guritas bisnis Wilmar dengan salah satu produknya adalah minyak goreng dengan berbagai merek.
Di Indonesia, merek minyak goreng dari Wilmar adalah Fortune dan Sania.