Ikan Lokal Asal Kalimantan Ini Punya Nilai Ekonomis, KKP Dorong Pembudidayaan
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) meresmikan unit produksi gabus haruan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) meresmikan unit produksi gabus haruan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan.
Unit produksi gabus haruan ini dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan tujuan untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25-30 ribu ekor per tahun.
Sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam yang secara tidak langsung telah mengganggu keberlanjutan ekosistem perairan umum.
Baca juga: Dorong Investasi, KKP Ajak SKK Migas Kelola Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengatakan, keunggulan induk gabus haruan BPBAT ini adalah sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya.
Dirinya juga mengungkapkan, unit ini juga menjadi model usaha produksi benih dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta benih per tahun.
"Model teknologi pembenihan ini dapat dengan mudah diadopsi masyarakat karena tidak membutuhkan lahan yang luas, dan biaya investasi yang relatif murah," ujar pria yang akrab disapa Tebe dalam keterangannya, Minggu (9/1/2022).
Ia justru juga mengungkapkan, model tersebut diharapkan dapat menjadi showcase dan trigger bagi stakeholder yang ingin melakukan budidaya ikan gabus haruan.
Baca juga: KKP Jalankan Riset Arkeologi Maritim di Tidore Kepulauan
Karena ikan gabus haruan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Provinsi Kalimantan Tengah serta Kalimantan Selatan, dan merupakan salah satu komoditas yang mempengaruhi inflasi daerah.
BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton per tahun.
Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60% untuk biaya produksi.
Menurut Tebe, pihaknya terus mendorong keberlanjutan ikan endemik, salah satunya pada komoditas ikan gabus haruan di Kalimantan Selatan.
Gabus haruan merupakan ikan yang begitu populer dengan permintaan pasar dan bernilai ekonomi yang tinggi.
Baca juga: Budidaya Ikan Gabus di Siak Dongkrak Ekonomi dan Lestarikan Lingkungan
Di sisi lain, keberadaannya di perairan semakin menurun akibat penangkapan secara berlebih, sehingga perlu dibudidayakan.
"Hal tersebut sejalan dengan program prioritas KKP dalam pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal," kata Tebe.
Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra potensial komoditas ikan gabus untuk pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya.
Pembangunan kampung budidaya yang ditujukan dalam dua hal yaitu untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan pangan.
Kemudian yang kedua dalam rangka mendukung, keberlanjutan ikan-ikan endemik lokal.